Sabtu, 29 September 2012

280. 10 Kebiasaan yang Dapat Merusak Otak


Sedikit info ringan yang mungkin juga sedikit bermanfaat, hhee ...
Karena mungkin sudah banyak yang posting di blog-blog lain, tapi kalau belum ada yang baca atau belum tahu, jadi silahkan di baca deh buat kamu yang belum tahu. Semoga bermanfaat aja buat kamu-kamu ...


1. Tidak sarapan pagi
Mereka yang tidak mengkonsumsi sarapan pagi memiliki kadar gula darah yang rendah, yang akibatnya suplai nutrisi ke otak menjadi kurang.


2. Makan terlalu banyak
Terlalu banyak makan, apalagi yang kadar lemaknya tinggi, dapat berakibat mengerasnya pembuluh darah otak karena penimbunan lemak pada dinding dalam pembuluh darah. Akibatnya kemampuan kerja otak akan menurun.


3. Merokok
Zat dalam rokok yang terhisap akan mengakibatkan penyusutan otak secara cepat, serta dapat mengakibatkan penyakit Alzheimer.


4. Mengkonsumsi gula terlalu banyak
konsumsi gula yang terlalu banyak akan menyebabkan terganggunya penyerapan protein dan nutrisi, sehingga terjadi ketidakseimbangan gizi yang akan menganggu perkembangan otak.


5. Polusi udara
Otak adalah konsumen oksigen terbasar dalam tubuh manusia. Menghirup udara yang berpolusi dapat menurunkan suplai oksigen ke otak sehingga dapat menurunkan efisiensi otak.


6. Kurang tidur
Otak memerlukan tidur sebagai saat beristirahat dan memulihkan kemampuannya. Kekurangan tidur dalam jangka waktu lama akan mempercepat kerusakan sel-sel otak.


7. Menutup kepala saat tidur
kebiasaan tidur dengan menutup kepala meningkatkan konsentrasi zat karbondioksida dan menurunkan konsentrasi oksigen yang dapat menimbulkan efek kerusakan pada otak.


8. Menggunakan pikiran saat sakit
Bekerja terlalu keras atau memaksakan untuk menggunakan pikiran kita saat sedang sakit dapat menyebabkan berkurangnya efektifitas otak serta dapat merusak otak.


9. Kurang menstimulasi pikiran
Berpikir adalah cara yang paling tepat untuk melatih otak kita. Kurangnya stimulasi pada otak dapat menyebabkan mengkerutnya otak.


10. Jarang berkomunikasi
Komunikasi di perlukan sebagai salah satu sarana memacu kemampuan kerja otak. Berkomunikasi secara intelektual dapat memicu efisiensi otak. Jarangnya berkomunikasi akan menyebabkan kemampuan intelektual otak jadi kurang terlatih.

So… tunggu apalagi. Selamatkan otak kita. Jaga baik-baik harta kita yang tak ternilai ini. Bukan orang lain yang bisa menyelamatkan kita, tapi kita sendiri yang dituntut kesadarannya. Bersyukurlah, karena saat anda membaca artikel ini, anda masih diberi kesehatan oleh-Nya. Thank’s for all God, for everything I have…

Source : http://maypesbuk.wordpress.com/2009/10/22/10-kebiasaan-buruk-yang-dapat-merusak-otak/

Kamis, 27 September 2012

279. Kisah Sukses Ray Kroc


KERJA KERAS MESKI MENGIDAP BANYAK PENYAKIT

Ray Kroc hanya sekolah sampai usia 14 tahun, meski adiknya justru jadi dokter spesialis. Setelah lima kali ganti pekerjaan, Kroc akhirnya menjadi salesman gelas kertas yang dijalani dari pukul 07.00 pagi hingga 15.00 sore.

Dari 15.00 hingga 02.00 subuh Kroc menjadi pemain piano di sebuah orkestra. “Aku memang menginginkan kehidupan yang berkecukupan dan mapan,” katanya. “Karena itu, aku harus bekerja keras. Sangat keras!”

Dari 07.00 s/d 15.00 ada 8 jam. Dari 15.00 s/d 02.00 ada 11 jam. Jadi, Kroc harus bekerja 8+11 jam=19 jam. Berarti pula Kroc hanya tidur 4-5 jam setiap hari!

Wajar kalau Kroc akhirnya menderita banyak penyakit: gula, rematik, kehilangan sebagian kantung empedu, kelenjar gondok dan lainnya. Tapi demi ambisi besar, semua penyakit itu tidak dia hiraukan!
*******

Ray Kroc lantas tertarik mencari kekayaan di El Dorado, Miami. Dia pun pergi kesana, lalu jadi salesman real estate untuk WP Morgan & Son.

Kembali Kroc sukses. Tapi bisnis real estate itu segera pudar, bahkan tidak menguntungkan. Kroc kembali ke Chicago lagi, dan kembali menjadi salesman kertas. Dari usia 25 hingga 35 tahun, Kroc menjadi salesman gelas kertas yang paling jago, sehingga dapat bonus mobil. Tapi perusahaan guncang, sehingga semua pegawai harus dipotong gajinya, atau diturunkan. Kroc protes keras, karena dia merasa menjadi penghasil keuntungan besar bagi perusahaan, tapi kenapa harus diturunkan gajinya.

Tak ada kompromi, Kroc pun keluar. Bos nya berpikir sepuluh kali, dan akhirnya membenarkan Kroc, dia penghasil keuntungan terbesar. Kalau dia pergi, perusahaan justru yang akan rugi. Kroc diterima lagi dengan gaji utuh, tidak termasuk yang dipotong!

*******

Sampai akhirnya Kroc bertemu Earl Prince yang menghasilkan alat Multi Mixer yang sangat bermanfaat, khususnya untuk penjual es krim. Kroc menjadi agen tunggalnya, dengan pembagian keuntungan 50:50. Kembali Kroc menunjukkan diri sebagai salesman ampuh. Dia mampu menjual 8.000 unit Multi Mixer!

Salah satu langganan Kroc adalah McDonald bersaudara, Maurice dan Richard, yang menjual hamburger. Ketika Kroc berkesempatan bertemu langsung dan melihat restoran McDonalad, dia kaget: restoran itu tidak memadai. Luasnya hanya 20 meter persegi. Keadaannya tidak begitu mengesankan, meski pembelinya banyak. “Kenapa tidak membuka restoran semacam ini di tempat lain?” tanya Kroc. Tujuannya hanya agar Multi Mixer nya makin laku. “Mengurus sebuah restoran saja sudah repot. Menambah tempat berjualan berarti menambah kerepotan. Dan lagi siapa yang akan membuat tempat baru itu bagi kami?” tanya McDonald. “Bagaimana kalau saya saja?” tantang Kroc. “Setuju.” Mereka pun kemudian membuat kontrak.

*******

Kontrak itu menyebutkan: Kroc akan menerima 1,9 persen dari penjualan kotor setiap toko (franchise). Kroc juga akan menerima 950 dolar dari setiap franchise yang dibangun. Kontrak itu berlaku selama 10 tahun. Tapi karena perkembangannya bagus kontrak itu diubah menjadi: berlaku selama 99 tahun!

Mulailah `kisah ajaib` McDonald. Satu demi satu restoran McDonald dibangun. Ray Kroc menetapkan persyaratan : setiap toko menjual hamburger sama besarnya, sama rasanya, sama bersih tempatnya, juga sama bagus pelayanannya. Toko kedua dibangun, dan sukses. Ditambah 8 toko baru. Eh, sukses juga.

Ray Kroc mulai berpikir : toko-tokonya itu sukses, tapi bukan dia pemiliknya. Karena itu Kroc mengontak McDonald bersaudara, untuk `membeli` kontraknya. McDonald menyebut angka 2.700.000 dolar. Kroc hampir pingsan. Dia tak mungkin bisa mengumpulkan uang sebanyak itu. Tapi melihat prospeknya, Kroc merasa `harus berani membayar seperti yang diminta McDonald bersaudara.` Caranya: utang!

Kroc memperkirakan, utangnya baru akan lunas pada 1991. Eh, ternyata pada 1972 semuanya sudah beres! Lunas. Berarti McDonald kini milik Kroc seorang. Kroc makin menggila dalam menjual `McDonald` nya. Dan benar, pada 1977 saja, sudah tergelar 4.177 restoran McDonald di seluruh AS dan 21 di luar negeri. Saat itu total penjualan mencapai 3 miliar dolar! Ray Kroc, yang hanya sekolah sampai usia 14 tahun, akhirnya mencapai cita-citanya menjadi orang kaya. Jadi jutawan dolar atau miliarder dalam rupiah. Dan siapa sangka sekarang setiap 4 menit sekali ada satu gerai McDonald dibuka di dunia!!!


Bagaimanapun keadaan anda hari ini, jika anda mempunyai VISI yang besar dan jelas, dan anda benar2 berkomitmen untuk mewujudkannya, maka apapun bisa terjadi.

Source : http://blokinfo.blogspot.com/2009/07/kisah-sukses-ray-kroc-dengan-mcdonalds.html

Minggu, 23 September 2012

278. Kisah Lee Myung Bak


Jika Anda sering mendengarkan filosofi “Success is My Right”, yakni sukses adalah hak milik siapa saja, barangkali kisah yang dialami presiden terpilih Korea Selatan ini mampu menjadi contoh nyata. Lee Myung-bak yang baru saja memenangkan pemilu di Korea ternyata punya masa lalu yang sangat penuh derita. Namun, dengan keyakinan dan perjuangannya, ia membuktikan, bahwa siapa pun memang berhak untuk sukses. Dan bahkan, menjadi orang nomor satu di sebuah negara maju layaknya Korea Selatan.

Coba bayangkan fakta yang dialami oleh Lee pada masa kecilnya ini. Jika sarapan, ia hanya makan ampas gandum. Makan siangnya, karena tak punya uang, ia mengganjal perutnya dengan minum air. Saat makan malam, ia kembali harus memakan ampas gandum. Dan, untuk ampas itu pun, ia tak membelinya. Keluarganya mendapatkan ampas itu dari hasil penyulingan minuman keras. Ibaratnya, masa kecil Lee ia harus memakan sampah.

Terlahir di Osaka, Jepang, pada 1941, saat orang tuanya menjadi buruh tani di Jepang, ia kemudian besar di sebuah kota kecil, Pohang, Korea. Kemudian, saat remaja, Lee menjadi pengasong makanan murahan dan es krim untuk membantu keluarga. “Tak terpikir bisa bawa makan siang untuk di sekolah,”sebut Lee dalam otobiografinya yang berjudul “There is No Myth,” yang diterbitkan kali pertama pada 1995.

Namun, meski sangat miskin, Lee punya tekad kuat untuk menempuh pendidikan tinggi. Karena itu, ia belajar keras demi memperoleh beasiswa agar bisa meneruskan sekolah SMA. Kemudian, pada akhir 1959, keluarganya pindah ke ibukota, Seoul, untuk mencari penghidupan lebih baik. Namun, nasib orang tuanya tetap terpuruk, menjadi penjual sayur di jalanan. Saat itu, Lee mulai lepas dari orang tua, dan bekerja menjadi buruh bangunan. “Mimpi saya saat itu adalah menjadi pegawai,” kisahnya dalam otobiografinya.

Lepas SMA, karena prestasinya bagus, Lee berhasil diterima di perguruan tinggi terkenal, Korea University. Untuk biayanya, ia bekerja sebagai tukang sapu jalan. Saat kuliah inilah, bisa dikatakan sebagai awal mula titik balik kehidupannya. Ia mulai berkenalan dengan politik. Lee terpilih menjadi anggota dewan mahasiswa, dan telibat dalam aksi demo anti pemerintah. Karena ulahnya ini ia kena hukuman penjara percobaan pada 1964.

Vonis hukuman ini nyaris membuatnya tak bisa diterima sebagai pegawai Hyundai Group. Sebab, pihak Hyundai kuatir, pemerintah akan marah jika Lee diterima di perusahaan itu. Namun, karena tekadnya, Lee lantas putar otak. Ia kemudian membuat surat ke kantor kepresidenan. Isi surat bernada sangat memelas, yang intinya berharap pemerintah jangan menghancurkan masa depannya. Isi surat itu menyentuh hati sekretaris presiden, sehingga ia memerintahkan Hyundai untuk menerima Lee sebagai pegawai.

Di perusahaan inilah, ia mampu menunjukkan bakatnya. Ia bahkan kemudian mendapat julukan “buldozer”, karena dianggap selalu bisa membereskan semua masalah, sesulit apapun. Salah satunya karyanya yang fenomenal adalah mempreteli habis sebuah buldozer, untuk mempelajari cara kerja mesin itu. Di kemudian hari, Hyundai memang berhasil memproduksi buldozer.

Kemampuan Lee mengundang kagum pendiri Hyundai, Chung Ju-yung. Berkat rekomendasi pimpinannya itu, prestasi Lee terus melesat. Ia langsung bisa menduduki posisi tertinggi di divisi konstruksi, meski baru bekerja selama 10 tahun. Dan, di divisi inilah, pada periode 1970-1980 menjadi mesin uang Hyundai karena Korea Selatan tengah mengalami booming ekonomi sehingga pembangunan fisik sangat marak.

Setelah 30 tahun di Hyundai, Lee mulai masuk ke ranah politik dengan masuk jadi anggota dewan pada tahun 1992. Kemudian, pada tahun 2002, ia terpilih menjadi Wali Kota Seoul. Dan kini, tahun 2007, Lee yang masa kecilnya sangat miskin itu, telah jadi orang nomor satu di Korea Selatan. Sebuah pembuktian, bahwa dengan perjuangan dan keyakinan, setiap orang memang berhak untuk sukses.

Keberhasilan hidup Lee, mulai dari kemelaratan yang luar biasa hingga menjadi orang nomor satu di Korea Selatan, adalah contoh nyata betapa tiap orang bisa merubah nasibnya. Jika orang yang sangat miskin saja bisa sukses, bagaimana dengan kita? Mulailah dengan keyakinan, perjuangan, dan kerja keras, maka jalan sukses akan terbuka bagi siapapun.

Source : http://inisajamostory.blogspot.com/2010/07/kisah-lee-myung-bak.html

Sabtu, 22 September 2012

277. Kisah Wilma Rudolf


Di sebuah tempat terpencil di Tenessee, USA, seorang bayi perempuan lahir di tengah keluarga yang sangat miskin. Anak itu adalah anak ke 20 dari 22 bersaudara, lahir premature dan lemah. Kelangsungan hidupnya diragukan semua orang. Ketika berumur empat tahun dia menderita Pneumonia parah dan demam scarlet – sebuah kombinasi penyakit yang mematikan yang membuat kaki kirinya lumpuh dan tidak bisa digunakan. Dia harus menggunakan penyangga kaki dari besi untuk membantunya berjalan. Namun anak ini sangat beruntung karena memiliki seorang ibu yang selalu memberikan dorongan dan semangat padanya.

Ibunya yang luar biasa selalu mengatakan pada anaknya yang ternyata sangat pandai tersebut bahwa walaupun kakinya harus menggunakan penyangga, dia dapat melakukan apapun yang dia inginkan dalam hidupnya. Ibunya mengatakan bahwa untuk itu yang harus dimilikinya adalah keyakinan, kegigihan, keberanian dan semangat yang selalu menggelora.

Lalu pada usia Sembilan tahun, gadis kecil tersebut memutuskan untuk melepaskan penyangga kakinya dan mulai melangkahkan kakinya yang kata dokter tidak akan bisa normal kembali. Dalam empat tahun dia mulai dapat berjalan secara normal, ini sebuah keajaiban bagi dunia medis. Dikemudian hari, gadis itu memiliki sebuah impian untuk menjadi pelari wanita terhebat di dunia. Pertanyaannya, mungkinkah dengan kaki yang tidak sempurna seperti itu?

Di usia yang ke tiga belas tahun, dia mulai mengikuti lomba lari. Dia menjadi yang terakhir mencapai finish. Dia selalu mengikuti setiap perlombaan lari di SMA dan dalam setiap perlombaan dia selalu menjadi yang terakhir mencapai finish. Semua orang memintanya untuk menyerah saja! Sampai suatu hari, dia tidak menjadi yang paling akhir mencapai finish dan akhirnya tibalah hari dimana dia memenangkan lomba lari. Sejak sat itu Wilma Rudolph selalu memenangkan perlombaan lari yang dia ikuti.

Wilma melanjutkan sekolahnya di Tenessee State University di mana dia bertemu dengan seorang pelatih bernama Ed Temple. Ed Temple melihat semangat yang menggelora pada diri Wilma dan dia juga melihat sebuah bakat natural dalam diri Wilma. Dia melatih Wilma sampai Wilma terpilih untuk masuk dalam Tim Olimpiade Amerika.

Dalam sebuah perlombaan lari Wilma harus bertanding melawan Jutta Heine, sorang pelari asal Jerman yang merupakan pelari terhebat saat itu. Tak seorang pun bisa mengalahkan Jutta, namun dalam nomor lari gawang 100 meter, Wilma Rudolph memenangkan pertandingan. Dia mengalahkan Jutta lagi pada nomor lari 200 meter. Sekarang Wilma memenangkan 2 medali emas.

Akhirnya di nomor lari 400 meter estafet, Wilma bertemu Jutta lagi. Dua pelari pertama dalam team Wilma melakukan estafet tongkat dengan sempurna, namun saat pelari ketiga menyerahkan tongkat pada Wilma, dia menjatuhkannya karena sangat tegang. Wilma melihat Jutta sudah berlari di lintasan mendahuluinya. Dalam situasi seperti itu sangatlah tidak mungkin untuk mengejar dan mendahukui pelari sekleas Jutta. Namun akhirnya Wilma melakukannya, dia kembali mengalahkan Jutta Heine. Wilma Rudolph berhasil memenangkan 3 Medali Emas Olimpiade Roma Tahun 1960 !!! Bersama Tim Estafetnya Wilma mencetak Rekor Dunia Lari 400 meter Estafet!!!

Julukan yang diberikan pada Wilma Rudolph :

Orang di Amerika menyebutnya “The Tenessee Tornado”

Orang Italy menjulukinya “La Gazella Nera” (Si Gazelle Hitam)

Orang Perancis memberi nama “Le Perle Noire” (Si Mutiara Hitam)

US Postal Service (USPS) mencetak perangko 23 Cent dengan gambar Wilma pada tahun 2004, sepuluh tahun setelah Wilma Rudolph meninggal dunia karena kanker di usia 54 tahun.

Kesimpulan :

Bagaimanapun keadaan anda saat ini, jika anda mempunyai kemauan dan anda katakan bisa, maka anda akan menjadi apa yang anda inginkan. Keadaan yang sulit bukan suatu alasan untuk tidak meraih sukses.

Source : http://www.emotivasi.com/2008/08/08/kisah-wilma-rudolf/

Minggu, 16 September 2012

276. Kisah Sukses Colonel Sanders


Pada 1964, Kolonel Sanders sudah memiliki lebih dari 600 outlet waralaba untuk ayam gorengnya di seluruh Amerika dan Kanada. Pada tahun itu juga ia menjual bunga dari pembayarannya untuk perusahaan Amerika sebanyak 2 juta dolar kepada sejumlah grup investor termasuk John Y Brown Jr, (kelak menjadi Gubernur Kentucky). Pada tahun 1976, sebuah survey independen menempatkan Kolonel Sanders sebagai peringkat kedua dari deretan selebriti yang terkenal di dunia.

Di bawah pemilik baru, perusahaan Kentucky Fried Chicken tumbuh pesat yang kemudian menjadi perusahaan terbuka pada 17 Maret 1966, dan terdaftar pada New York Stock Exchange pada 16 Januari 1969. Lebih dari 3.500 waralaba dan restoran yang dimiliki perusahaan ini beroperasi hampir di seluruh dunia. Kentucky Fried Chicken menjadi anak perusahaan dari RJ Reynolds Industries, Inc. (sekarang RJR Nabisco, Inc.), semenjak Heublein Inc. diakuisisi oleh Reynolds pada tahun 1982. KFC diakuisisi pada Oktober 1986 dari RJR Nabisco Inc oleh PepsiCo Inc, seharga kurang lebih 840 juta dolar.

Pada Januari 1997, PepsiCo, Inc mengumumkan spin-off restoran cepat sajinya — KFC, Taco Bell dan Pizza Hut – menjadi perusahaan restoran independen, Tricon Global Restorans Inc. Pada Mei 2002, perusahaan ini mengumumkan persetujuan pemilik saham untuk merubah nama perusahaan menjadi Yum! Brands Inc. Perusahaan, yang dimiliki oleh A&W All-American Food Restorans, KFC, Long John Silvers, Pizza Hut dan Taco Bell restorans, adalah perusahaan restoran terbesar di dunia dalam kategori unit system dengan jumlah mendekati 32,500 di lebih dari 100 negara dan wilayah.

KFC berkembang pesat. Kini, lebih dari satu miliar ayam goreng hasil resep Kolonel ini dinikmati setiap tahunnya, bukan hanya di Amerika Utara, bahkan tersedia hampir di 80 negara di seluruh dunia. Tapi Kolonel Sanders tidak lagi bisa menyaksikannya. Pada 1980, di usia 90 tahun, ia terserang leukemia. Ia meninggal seusai melakukan perjalanan 250.000 mil dalam satu tahun kunjungannya ke restoran KFC di seluruh dunia.

“Impian meraih sukses tidak harus di masa kecil. Impian bisa juga di saat usia senja.” Kolonel Sanders, pendiri KFC

Source : http://www.emotivasi.com/2008/03/11/kisah-sukses-colonel-sanders/

Sabtu, 15 September 2012

275. SOICHIRO HONDA : “Lihat Kegagalan Saya”


Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merk kendaran ini menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak dijuluki “raja jalanan”.

Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri “kerajaan” Honda - Soichiro Honda - diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur, lebih-lebih Profesor seperti halnya B.J. Habibie, mantan Presiden RI. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru. “Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya di sekitar mesin, motor dan sepeda,” tutur tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat mengindap lever.

Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia trus bermimpi dan bermimpi…

Kecintaannya kepada mesin, mungkin ‘warisan’ dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya.

Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya ingin menyaksikan pesawat terbang.

Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri.

Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company. Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya.

Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luar biasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama.

Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih? Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.

Kuliah

Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah - pagi hari, ia langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah.

“Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya,” ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.

Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Eh malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.

Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.

Akhirnya, tahun 1947,setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di sini kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, “sepeda motor” - cikal bakal lahirnya mobil Honda - itu diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok. Disinilah, Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobinya, menjadi “raja” jalanan dunia, termasuk Indonesia.

Soichiro Honda mengatakan, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. “Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka tidak melihat 99% kegagalan saya”, tuturnya. Ia memberikan petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru dan berusahalah untuk merubah mimpi itu menjadi kenyataan.

Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari keluarga miskin. Jadi buat apa kita putus asa bersusah hati merenungi nasib dan kegagalan. Tetaplah tegar dan teruslah berusaha, lihatlah Honda sang “Raja” jalanan.


5 Resep keberhasilan Honda :

1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.

2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu memperbaiki produksi.

3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda senyaman mungkin.

4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.

5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama.

Minggu, 09 September 2012

274. Ibu Perkasa Pencari Nafkah


Oleh Indah Prihanande

Saya trenyuh melihatnya menggendong barang dagangan sedemikian banyak. Bakul, tampah, kipas, aseupan semua barang terikat selembar kain panjang lusuh. Berjejalan membebani punggung.

Perniagaannya dimulai selepas subuh. Perjalanan yang kerap menaiki mobil bak terbuka yang ringkih, namun acapkali juga ditempuh dengan meretas jalan menurun dan mendaki selama dua jam untuk tiba di tempat tujuan. Transaksi dicari dengan cara berjalan dari satu rumah ke rumah yang lain, dari satu desa melewati desa berikutnya. Tawar menawar yang ketat dari pembeli hanya menghasilkan laba dua ribu rupiah per-item barang. Tak jarang malah hanya dijual modal saja, daripada dibawa pulang kembali akan sangat berat dan repot ujarnya.

Selepas dzuhur, dia akan kembali ke rumah. Menjalani tugas berikutnya Sebagai seorang ibu dari tujuh orang anak. Suaminya sendiri bekerja sebagai penjaga kebun dan bercocok tanam pada ladang seadanya.

Kedatangannya di rumah saya rutin pada pukul 11 siang. Tanpa bosan dia menjajakan barang dagangannya. Ada beberapa yang kami beli. Namun sayangnya, kami tidak membutuhkan untuk membeli barang tersebut setiap hari. Akan tetapi kami kadang mengharapkan kedatangannya. Paling tidak dia bisa mengaso di rumah kami. Merasakan semilir angin untuk mendinginkan badan yang tersengat terik.

Segelas teh manis dan dan sedikit kue (jika ada) menemaninya melepas lelah. Kemudian, ibu saya akan menghidangkan sepiring nasi dengan lauk yang kami punya hari itu. Kami semua memintanya untuk tidak sungkan datang. Mudah-mudahan kami bisa menyuguhkan jamuan itu setiap kali dia ada. Kasihan jika laba yang tak seberapa harus berkurang lagi untuk biaya makan.

Setelah beberapa minggu tidak muncul dikarenakan sakit, kali ini beliau datang seperti biasanya. Untunglah nasi dan lauk sudah matang. Segelas minum dan sepiring nasi hangat usai dinikmatinya. Sebelum beranjak pergi dia memaksa kami untuk menerima bakul dagangannya sebagai tanda terima kasih.

Saya menolak dengan halus, sungguh kami belum membutuhkan itu.

"Kalau begitu tampah saja ya, ambil Neng, beliau masih memaksa "Nggak usah Bu, terima kasih. Nanti kalau kami butuhkan, saya akan bilang ke Ibu. Jangan sungkan-sungkan, ibu mampir ya kalau sedang lewat ke sini.

Dengan rasa segan yang tertahan dia kembali melanjutkan perjalanannya. Tumpukan barang yang menggunung di pungung mengharuskan dia untuk berkeliling lebih jauh.

Saya hanya hendak bercermin dan memaksa hati agar bisa belajar dari setiap peran yang dijalani seorang wanita dari berbagai peran. Yaitu sosok wanita yang menjalani profesi sebagai ibu sekaligus pengemban tanggung jawab strategis sebagai pencari nafkah.

Ibu itu sungguh perkasa. Berkeliling dalam segala cuaca. Ruang kerjanya adalah alam bebas yang tidak bisa disetel berapa derajat suhu yang diinginkannya. Perjalanan berkilo-kilo itu ditempuh tanpa tahu pasti berapa banyak nilai rupiah yang akan dibawa pulang.

Kini, bandingkan dengan kita yang bekerja di dalam ruangan berpendingin. Kulit kita jarang tersentuh sengatan matahari. Kita tidak harus berjalan berkilo-kilo untuk mendapat gaji yang sudah pasti nilainya. Walaupun besaran penghasilan kita tidak sama, sebagian besar dari kita masih mendapatkan tunjangan makan, tunjangan pengobatan dan kenikmatan lain yang nyaris tidak dimiliki oleh para pedagang kecil yang berkeliling itu.

Mungkin benar, tidaklah adil jika saya membandingkan dengan sosok ibu tersebut. Latar pendidikan kita berbeda, tingkat keterampilannya pun berbeda. Namun, jika selama ini gelisah dan rasa kurang sering menyergap, ke manakah perginya rasa syukur ini?