Selasa, 14 Mei 2013

351. Suatu Kisah Dibalik Menghafal Al Qur'an


Pak Didi, lelaki berusia lebih dari 60 tahun yang nikmat penglihatannya kini sudah diambil kembali oleh Sang Pemilik Sejati ini memang selalu menempati tempat tersebut. Wajar jika pak Didi mendapatkan shaf pertama karena beliau selalu (sering) menjadi orang pertama yang hadir di mushola. Terlebih jika sholat subuh, beliaulah yang selalu melantunkan sholawat, membangunkan jamaah lain yang masih terlelap dalam tidurnya. Dan ujung kiri adalah tempat yang paling mudah dijangkau olehnya yang selalu datang dari pintu sebelah kiri, berjalan meraba tembok dan berhenti ketika jangkauan tangannya menyentuh dinding bagian depan.

Pak Didi, pria santun yang beberapa waktu lalu pernah aku tulis kisahnya lantaran rumus 90 langkah menuju musholanya. Pak Didi yang tetap istiqomah sholat berjamaah di mushola, meskipun untuk sampai di sana beliau harus meraba dan menghitung langkah kakinya karena kedua mata fisiknya tak mampu lagi membedakan gelap dan terang. Bukan, bukan karena tak ada keluarga yang mengantarkan, tapi karena pak Didi lebih senang berangkat ke mushola sendiri (khususnya untuk sholat Subuh, sedang untuk sholat-sholat lainnya pak Didi sering diantar oleh istri atau cucunya). Pak Didi yang telah membukakan kesadaranku, memberiku semangat untuk terus sholat berjamaah di mushola. Dan jika kini aku mencoba kembali menulis tentangnya, semua karena ‘hoby’ barunya.

Seminggu terakhir, pak Didi sedang rajin menghafalkan ayat-ayat suci Al Quran. Kalau surah Yaasiin sudah lama beliau hafal. Yang sekarang sedang menarik minatnya untuk dihafalkan adalah surat An Nisaa’ ayat 59–60. Pernah aku bertanya ada apa dengan ayat ini, sehingga beliau tergerak untuk menghafalkannya, apakah ayat-ayat sebelumnya sudah hafal semua ataukah ada pengalaman khusus dengan ayat ini? Dengan tersenyum ramah (salah satu ciri khasnya) beliau katakan bahwa sebenarnya ayat-ayat lainnya belum hafal, tapi belaiu tertarik untuk menghafal ayat tersebut lantaran beliau pernah mengikuti sebuah pengajian yang kebetulan membahas ayat tersebut.

Bagaimana pak Didi belajar menghafal, sedangkan membacapun beliau tak bisa?. Adalah Haji Sidik atau terkadang pak Minong yang sering mendampingi pak Didi menghafal, sambil menunggu datangnya waktu Isya. Dan meski sudah tergolong ‘sepuh’, daya ingat pak Didi ternyata masih cukup kuat. Itu ku ketahui ketika kemarin malam aku dimintanya untuk mendampingi beliau menghafal surat An Nisa ayat ke-59 dan 60. Kebetulan malam itu hanya ada aku dan pak Didi, jamaah lainnya yang biasa mengaji sudah pada pulang, barangkali ada satu keperluan sehingga mereka baru datang kembali beberapa saat sebelum azan Isya berkumandang. Dua ayat yang cukup panjang ini mampu dihafal pak Didi dengan baik. Aku menyimak hafalan pak Didi sambil membuka Al Quran. Hampir semuanya betul, hanya ada beberapa yang tajwidnya kurang pas (menurutku).

Selanjutnya pak Didi minta agar aku membacakan ayat selanjutnya. Dan Subhanallah, hanya beberapa kali kubacakan, pak Didi langsung bisa menghafalnya. Bahkan, secara tak sengaja akupun jadi ikut menghafalkan, meskipun baru satu ayat. Alhamdulillah.

Satu hal yang kudapat dari belajar menghafal bersama pak Didi malam itu. Semangat pak Didi yang menggebu, dan ini membuatku merasa malu. Aku teringat masa kecil di kampung dulu, almarhum Romelan mengajari kami menghafal juz Ama. Hampir semua surat-surat di juz ke-30 berhasil kami hafalkan meskipun baru sebatas hafalan tanpa mengerti arti dan kandungannya. Tapi kini, Astaghfirulloh! Tinggal beberapa surat yang masih kuingat, itupun terbatas pada surat-surat yang biasa ku baca di setiap sholat. 

Pernah beberapa waktu yang lalu, aku mencoba menghafalkan kembali surat-surat pendek ditambah dengan artinya. Namun sayang, hafalanku terhenti di surat Al ‘Ashr. ‘Kesibukan’ duniawiku menjadi alasannya. Astaghfirulloh, ampuni aku ya Allah.

Dan malam itu, ketika pak Didi meminta (tepatnya mengajakku) menghafal bersama, muncul sebuah keinginan untuk kembali membenahi hafalanku yang dulu. Bukan hanya hafal bacaannya, tapi juga artinya. Dengan mengerti artinya, mudah-mudahan kedepannya bisa memahami kandungannya, insya Allah. Terima kasih pak Didi, kembali untuk kedua kalinya engkau telah membukakan kesadaran sekaligus memberikan semangat padaku. Semoga Allah menetapkan hidayah itu padamu, juga kepadaku. Amin.


Senin, 13 Mei 2013

350. Kentut TIdak Berbau dan Tidak Berbunyi


Yuk Ijah bercerita, "Ini Dok, sudah sebulan ini saya kok jadi sering kentut. Dalam 1 jam saya bisa kentut sampai 10 kali, tapi untungnya kentut saya ini gak bau sama sekali dan tidak bersuara, jadi tidak ada yang tau. Lha ini aja pas saya duduk di depan dokter udah 3 kali saya kentut. Tapi dokter gak tau kan, sebab itu tadi kentut saya tidak bau dan tidak bersuara. Tapi saya jadi gak enak sendiri, masak perempuan ngentutan."

"Oh begitu ya, kalau begitu tebus saja resep ini, seminggu lagi kembali ke sini ya." kata dokter.

Seminggu kemudian Yuk Jah kembali ke dokter.

"Sudah baikan?" tanya dokter.

"Saya gak tau obat apa yang dokter berikan minggu lalu, hanya saja kentut saya kok jadi bau busuk gak karu-karuan ya, sampai saya mau jatuh ngejeblak. Tapi untungnya kentut saya tetap tidak bunyi." kata Yuk Jah.

"Berarti hidung Anda sudah tidak mampet lagi, sekarang tebus resep ini ya."

"Obat apalagi ini, Dok?" Tanya Yuk Jah

"Obat budek"

hahahahah 


Minggu, 12 Mei 2013

349. Sedekah Dikembalikan Kontan Berlipat


Pada pagi yang biasanya mendung itu, Istriku berucap perlahan seolah takut membuatku marah. “Pak, antar ke pasar yuk, sudah habis persediaan di rumah, Ibu masih ada sedikit uang, biar Allah saja yang mencukupkan” Akhir-akhir ini memang aku sangat sensitif karena sedang tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan, sudah enam bulan dan entah sampai kapan. Sepanjang-jalan ke pasar kami tidak banyak berbicara. Istriku cukup memahami situasi kegalauanku sehingga tidak banyak bertanya. Bagaimana tidak galau 10 hari lagi adalah waktunya hutang-hutang pinjaman usaha ke Bank harus kami cicil kembali untuk pembayaran bulan ini dan luar biasa rekening bank sampai bisa bernilai nol karena dipotong pembayaran otomatis. Sementara pembayaran hasil usaha belum dibayar, sudah terlambat tujuh bulan dan entah kapan serta bagaimana terealisasinya. “Ya Allah lindungilah aku dan keluargaku dari tekanan hutang piutang” do’aku dalam hati.

Seperti biasa di pasar kelompok basah tidak ada barang palsu, semua asli ciptaan Allah. Sayur, daging, ikan pasti sulit cari yang palsu, aduuh rasanya harus bersyukur masih mudah merasakan keaslian ciptaanNya.

Tiada terasa sampailah ke pedagang beras dan Istriku berujar: ”Pak, uang kita tidak cukup membeli beras, masih terlalu mahal, mudah-mudahan beras di rumah cukup untuk beberapa hari ke depan, kita pulang saja, cukup untuk hari ini”

Tertegun dan sedih dalam hati “Ya Allah sampailah saatnya aku tidak sanggup membeli beras, percuma menggerutu hasil operasi pasar, mudahkanlah kami ya Allah”

Seminggu setelah itu, usai sholat Subuh, aku teringat adik pengojeg yang memiliki 2 tanggungan sementara menanggung pula adik iparnya beserta 1 anak yatim masih harus membagi dua hasil ojegnya setiap hari dengan tetangganya. Terlintas pula tetangga tukang bangunan yang sedang tidak memiliki pekerjaan sementara Istrinya menjadi pembantu rumah tangga harian dengan 4 tanggungan anak. Mereka pasti lebih sulit dari aku.

Menjelang waktu Dhuha, Istriku menelepon bank, mudah-mudahan sudah ada pembayaran, ternyata belum… dug seperti dipukul palu untuk kesekian kalinya. Istriku menangis karena merasa terdesak, kami hanya dapat melakukan Dhuha dan Istikharah saat itu. Setelah selesai tiba-tiba aku teringat bahwa masih ada jalan untuk membeli beras dibanding pengojeg dan tukang bangunan itu, dengan meminjam kembali ke Bank. Diawali sholat mutlak, kupanjatkan pada Allah bahwa aku tidak mau menganiaya diri sendiri dengan menambah hutang, aku punya sedikit keleluasaan berhutang, bila kubelikan 3 karung beras dan 2 karung ku sedekahkan pada pengojeg dan tukang bangunan untuk memudahkan mereka, ku harap hanya Allah saja yang memudahkan seluruh urusanku apapun bentuknya.

Hari itu kami berhutang kembali, tidak lebih, hanya untuk 3 karung beras dengan niat 2 karung sedekah ikhlas karena Allah SWT. Sepulang dari pasar kami langsung ke rumah tetangga tukang bangunan, kami serahkan 1 karung saat Istrinya masih bekerja. Hanya ada 1 rasa saat itu, lega berbuat sesuatu yang diperlukan orang lain, mudah-mudahan mendatangkan kebaikan bagi semua.

Keesokan malamnya dalam hujan setelah menempuh 1,5 jam perjalanan, datang adik beserta istrinya yang ternyata sedang hamil 7 bulan untuk mengambil beras. Selama ini mereka menerima raskin 5Kg/Bln/Jiwa, kembali hanya ada 1 rasa saat itu, lega berbuat sesuatu yang diperlukan orang lain, mudah-mudahan mendatangkan kebaikan bagi semua.

Hari ini adalah saatnya pembayaran cicilan pinjaman bank, Ya Allah Alhamdulillah dalam rekening sudah ada pembayaran hasil pekerjaan dan kami tidak perlu mencicil tapi karena ijin Allah dapat dilunasi semua. Kalau dibandingkan secara matematis maka beras sedekah itu dibayar kontan oleh Allah sebesar 300 kali lipat.

Allah Maha Pengatur. Terlambat satu hari, denda dan bunga bank cukup menyakitkan. Lebih cepat satu hari, rasa bergantungnya pada Allah akan terasa lain dan tidak dapat digambarkan dengan kata-kata. Ternyata rejeki tidak hanya uang, tetapi momen, kesehatan, keselamatan, kejernihan hati dan fikiran, kenikmatan beribadah dan beramal dan masih banyak lagi… semua adalah rejeki.

Bonus yang didapat karena Allah adalah membebaskan satu keluarga dari pinjaman rentenir dan memberikan satu keluarga lain sarana usaha. Maha Suci Allah, kami memiliki jalan lagi dari Allah untuk mengumpulkan harta bekal `pulang’ kami nanti. Ya betul-betul harta untuk bekal kami sendiri bukan untuk diwariskan. Sedangkan harta yang katanya milik kita, sebenarnya bukan harta kita tapi harta warisan ahli waris kita… Astagfirullah jangan sampai kita sibuk mengurus harta ahli waris kita sementara kita lupa `bekal pulang harta’ kita sendiri.

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan” (QS 2: 245)


Sabtu, 11 Mei 2013

348. 40 Fakta Unik Tentang Islam


1. Nama “Muhammad” adalah nama yang paling populer di seluruh dunia, dan menempati urutan nomor dua di negara Inggris untuk nama bayi laki-laki (urutan pertama ditempati oleh nama ‘Jack’)

2. Albania merupakan negara satu-satunya di benua Eropa yang 90% penduduknya beragama Islam

3. Kata-kata berikut ini diserap dari bahasa Arab : Algebra, Zero, Cotton, Sofa, Rice, Candy, Safron, Balcony, bahkan ‘Alcohol’ juga berasal dari bahasa Arab, Al-Kuhl, yang mempunyai arti bubuk

4. Beberapa ayat di dalam Al-Qur’an menggambarkan pentingnya persamaan hak antara pria dan wanita (secara perhitungan matematik). Kata “Pria” dan “Wanita” di dalam Al-Qur’an sama-sama berjumlah 24

5. Tidak ada apa-apa di dalam Ka’bah

6. Islam merupakan agama yang pertumbuhannya paling cepat di dunia menurut banyak sumber, diperkirakan akan menjadi agama nomor 1 pada tahun 2030

7. Umat Hindu percaya bahwa di dalam Ka’Bah ada salah satu dari Tuhan mereka yang bernama ‘Shiva Lingam‘

8. Nabi Muhammad SAW melaksanakan ibadah haji hanya 2 kali dalam hidupnya

9. Jikalau sekarang Al-Qur’an dihancurkan, maka versi arab dari Al-Qur’an akan segera di-recover oleh jutaan muslim, yang disebut Huffaz yang telah menghafalkan kata-kata di dalam Al-Qur’an dari mulai awal sampai dengan akhir ayat.

10. Nama original dari kota suci Madinah adalah “Yasthrib

11. Pemeluk Islam bertambah 2,9% per tahun. Pertumbuhan ini lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk bumi sendiri yang hanya 2,3% per tahun.

12. Berdasarkan data dari Departmen Pertahanan Amerika Serikat. Dari 1,4 juta prajurit di militer Amerika, diperkirakan ada sekitar 3.700 yang beragama Islam (Muslim).

13. Islam menyebar ke bumi nusantara ketika Nabi Muhammad masih hidup

14. Sebanyak 8 juta orang Muslim yang kini ada di AS dan 20.000 orang AS masuk Islam setiap tahun setelah peristiwa 9/11

15. Jasad Nabi Muhammad pernah ingin dicuri 2 kali, namun kedua2nya gagal dan salah satu yang mencuri dihilangkan oleh Allah dari bumi

16. Jasad Firaun (Ramses II) yang tenggelam di laut merah, Baru ditemukan oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. setelah 3000 tahun berada di bawah tanah dan pasir

17. Al Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang bisa dihafal jutaan manusia (Hafidz/penghafal Al Qur’an) sehingga keaslian/kesuciannya selalu terjaga.

18. Jika agama lain bisa punya lebih dari 4 versi kitab suci yang berbeda satu dengan lainnya, maka Al Qur’an hanya ada satu dan tak ada pertentangan di dalamnya:

19. Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi yang berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite (tidak berujung), radiasi tersebut menembus planet mars dan masih berlanjut. peneliti mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.

20. Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air.

21. Shalat yang pertama dilakukan oleh Rasulallah Saw menghadap Masjidil Haram adalah shalat Ashar bersama para sahabat, setelah sebelumnya berkiblat ke Masjidil Baitul Maqdis selama enam belas bulan.

22. IBRAHIM adalah “Bapak” dari tiga agama besar, yakni “Judaisme”, “Kristen”, dan “Islam”.

23. Malaikat tidak terhitung jumlahnya dan hanya Allah yang mengetahuinya.

24. Islam, berarti “submisi” atau “menyerah” kepada satu Tuhan, Allah. “Islam” juga berasal dari kata “salam”, “perdamaian” dan yang kedua dalam arti “berserah diri”. demikian, arti dari “Islam” adalah “kedamaian yang sempurna yang datang bila kita hidup berserah diri kepada Allah”.

25. Rasulullah pernah membelah bulan menjadi 2 bagian, dengan hanya menunjuk bulan dengan jarinya. diabadikan Allah dalam al-Qur’an surah Al-Qamar ayat 1: “Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah.”

26. sebelum Nabi Ibrahim menginjakkan kakinya ke tanah Makkah sudah ada bangunan Ka’bah yang telah dibangun oleh malaikat dan generasi sebelum Nabi Ibrahim as. Hal itu dapat dipahami dari kata “Yarfa’u” meninggikan berarti meninggikan bangunan yang sudah ada. Source : http://www.acehforum.or.id/sejarah-p…ah-t17975.html

27. Aliran sesat di Indonesia dalam rentangan waktu selama 6 tahun saja (2001 – 2006) telah mencapai angka 250 aliran.

28. Rasulullah menyebutkan ada 73 golongan dalam islam, dan hanya 1 yang akan masuk jannah yaitu “Al Jama’ah”.

29. Nabi Muhammad tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis, namun ingatannya sangat kuat dan sangat cerdas.

30. kata2 terakhir Nabi Muhammad sebelum wafat adalah “Ummatii … ummatii … ummatii” yang mengungkapkan betapa besar cintanya kepada umatnya.

31. Selama 23 kali perang semasa Rasulullah memimpin, hanya sekali kekalahan yang di derita kaum muslimin, yakni, perang uhud

32. Musa A.S adalah nama yang paling sering disebut dalam Al-Qur'an, sedangkan maryam adalah satu2nya nama perempuan yang disebut dalam Al-Qur'an.

33. Al-Qur'an adalah buku terlaris di benua eropa.

34. Semua anak Nabi Muhammad, yakni, Al-Qasim, Abdullah dan Ibrahim, meninggal kurang lebih pada usia 2 tahun. Allah sengaja memanggil mereka lebih awal agar kaum muslimin tidak mengangkat mereka menjadi rasul yang baru.

35. Imam Ali bin Abi Thalib adalah satu-satunya orang yang pernah lahir di dalam Ka’bah.

36. Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam.

37. Al Khowarizmi (matematika), Jabir Ibn Hayyan (kimia), Ibnu Khaldun (sosiologi dan sejarah), Ibnu Sina (kedokteran), Ar Razi (kedokteran), Al Biruni (fisika), Ibnu Batutah (antropologi) adalah contoh dari ratusan cendikiawan muslim yang menjadi rujukan dalam ilmu pengetahuan modern.

38. Hijir Ismail ini dahulu merupakan tempat tinggal Nabi Ismail, disitulah Nabi Ismail tinggal semasa hidupnya dan kemudian menjadi kuburan beliau dan juga ibunya.

39. Maqom Ibrahim bukanlah kuburan Nabi Ibrahim sebagaimana dugaan atau pendapat sebagian orang. Maqom Ibrahim adalah batu pijakan pada saat Nabi Ibrahim membangun Ka'bah.

40. pasukan Salib datang ke Timur ketika Khalifah Bani Abbas berada dalam masa kemunduran. Tak diduga, banyak anggota pasukan Salib tertarik kepada Islam dan kemudian menggabungkan diri dengan pasukan Salib lainnya. Thomas Arnold, dalam Al Da'wah ila Al Islam, menyebutkan bahwa mereka masuk Islam setelah melihat kepahlawanan Salahuddin sebagai cerminan ajaran Islam.


Kamis, 09 Mei 2013

347. Kisah Liu Guojiang dan 6,000 anak tangganya


Satu kisah cinta baru-baru ini keluar dari China dan langsung menyentuh seisi dunia.

Kisah ini adalah kisah seorang laki-laki dan seorang wanita yang lebih tua, yang melarikan diri untuk hidup bersama dan saling mengasihi dalam kedamaian selama setengah abad.

Seperti pada kisah Romeo dan Juliet karangan Shakespeare, teman-teman dan kerabat mereka mencela hubungan mereka karena perbedaan usia di antara mereka dan kenyataan bahwa Xu sudah punya beberapa anak….

Pada waktu itu tidak bisa diterima dan dianggap tidak bermoral bila seorang pemuda mencintai wanita yang lebih tua….. Untuk menghindari gosip murahan dan celaan dari lingkungannya, pasangan ini memutuskan untuk melarikan diri dan tinggal di sebuah goa di Desa Jiangjin, di sebelah selatan Chong Qing.

Pada mulanya kehidupan mereka sangat menyedihkan karena tidak punya apa-apa, tidak ada listrik atau pun makanan. Mereka harus makan rumput-rumputan dan akar-akaran yang mereka temukan di gunung itu. Dan Liu membuat sebuah lampu minyak tanah untuk menerangi hidup mereka.

Xu selalu merasa bahwa ia telah mengikat Liu dan ia berulang-kali bertanya,”Apakah kau menyesal?” Liu selalu menjawab, “Selama kita rajin, kehidupan ini akan menjadi lebih baik”.

Setelah 2 tahun mereka tinggal di gunung itu, Liu mulai memahat anak-anak tangga agar isterimya dapat turun gunung dengan mudah. Dan ini berlangsung terus selama 50 tahun.

Setengah abad kemudian, di tahun 2001, sekelompok pengembara (adventurers) melakukan explorasi ke hutan itu. Mereka terheran-heran menemukan pasangan usia lanjut itu dan juga 6000 anak tangga yang telah dibuat Liu.

Liu Ming Sheng, satu dari 7 orang anak mereka mengatakan, “Orang tuaku sangat saling mengasihi, mereka hidup menyendiri selama lebih dari 50 tahun dan tak pernah berpisah sehari pun. Selama itu ayah telah memahat 6000 anak tangga itu untuk menyukakan hati ibuku, walau pun ia tidak terlalu sering turun gunung.

Pasangan ini hidup dalam damai selama lebih dari 50 tahun. Suatu hari Liu yang sudah berusia 72 tahun pingsan ketika pulang dari ladangnya. Xu duduk dan berdoa bersama suaminya sampai Liu akhirnya meninggal dalam pelukannya. Karena sangat mencintai isterinya, genggaman Liu sangat sukar dilepaskan dari tangan Xu, isterinya.

“Kau telah berjanji akan memeliharaku dan akan terus bersamaku sampai aku meninggal, sekarang kau telah mendahuluiku, bagaimana akan dapat hidup tanpamu?”

Selama beberapa hari Xu terus-menerus mengulangi kalimat ini sambil meraba peti jenazah suaminya dan dengan air mata yang membasahi pipinya.


Rabu, 08 Mei 2013

346. Pelangi


Di suatu masa warna-warna dunia mulai bertengkar. Semua menganggap dirinyalah yang terbaik, yang paling penting, yang paling bermanfaat dan yang paling disukai.


HIJAU berkata : “Jelas akulah yang terpenting. Aku adalah pertanda kehidupan dan harapan. Aku dipilih untuk mewarnai rerumputan, pepohonan dan dedaunan. Tanpa aku, semua hewan akan mati. Lihatlah ke pedesaan, aku adalah warna mayoritas…”


BIRU menginterupsi : “Kamu hanya berpikir tentang bumi, pertimbangkanlah langit dan samudra luas. Airlah yang menjadi dasar kehidupan dan awan mengambil kekuatan dari kedalaman lautan. Langit memberikan ruang dan kedamaian dan ketenangan. Tanpa kedamaian, kamu semua tidak akan menjadi apa-apa.”


KUNING cekikikan : “Kalian semua serius amat sih? Aku membawa tawa, kesenangan dan kehangatan bagi dunia. Matahari berwarna kuning, dan bintang-bintang berwarna kuning. Setiap kali kau melihat bunga matahari, seluruh dunia mulai tersenyum. Tanpa aku, dunia tidak ada kesenangan.”


ORANYE menyusul dengan meniupkan trompetnya : “Aku adalah warna kesehatan dan kekuatan. Aku jarang, tetapi aku berharga karena aku mengisi kebutuhan kehidupan manusia. Aku membawa vitamin-vitamin terpenting. Pikirkanlah wortel, labu, jeruk, mangga dan pepaya. Aku tidak ada dimana-mana setiap saat, tetapi aku mengisi lazuardi saat fajar atau saat matahari terbenam. Keindahanku begitu menakjubkan hingga tak seorangpun dari kalian akan terbetik di pikiran orang.”


MERAH tidak bisa diam lebih lama dan berteriak : “Aku adalah Pemimpin kalian. Aku adalah darah - darah kehidupan! Aku adalah warna bahaya dan keberanian. Aku berani untuk bertempur demi suatu kuasa. Aku membawa api ke dalam darah. Tanpa aku, bumi akan kosong laksana bulan. Aku adalah warna hasrat dan cinta, mawar merah, poinsentia dan bunga poppy.”


UNGU bangkit dan berdiri setinggi-tingginya ia mampu : Ia memang tinggi dan berbicara dengan keangkuhan. “Aku adalah warna kerajaan dan kekuasaan. Raja, Pemimpin dan para Uskup memilih aku sebagai pertanda otoritas dan kebijaksanaan. Tidak seorangpun menentangku. Mereka mendengarkan dan menuruti kehendakku.”


Akhirnya NILA berbicara, lebih pelan dari yang lainnya, namun dengan kekuatan niat yang sama: “Pikirkanlah tentang aku. Aku warna diam. Kalian jarang memperhatikan adaku, namun tanpaku kalian semua menjadi dangkal. Aku merepresentasikan pemikiran dan refleksi, matahari terbenam dan kedalaman laut. Kalian membutuhkan aku untuk keseimbangan dan kontras, untuk doa dan ketentraman batin.”


Jadi, semua warna terus menyombongkan diri, masing-masing yakin akan superioritas dirinya. Perdebatan mereka menjadi semakin keras.


Tiba-tiba, sinar halilitar melintas membutakan. Guruh menggelegar. Hujan mulai turun tanpa ampun. Warna-warna bersedeku bersama ketakutan, berdekatan satu sama lain mencari ketenangan. Di tengah suara gemuruh, hujan berbicara : "WARNA-WARNA TOLOL, kalian bertengkar satu sama lain, masing-masing ingin mendominasi yang lain. Tidakkah kalian tahu bahwa kalian masing-masing diciptakan untuk tujuan khusus, unik dan berbeda? Berpegangan tanganlah dan mendekatlah kepadaku!”


Menuruti perintah, warna-warna berpegangan tangan mendekati hujan, yang kemudian berkata : "Mulai sekarang, setiap kali hujan mengguyur, masing-masing dari kalian akan membusurkan diri sepanjang langit bagai busur warna sebagai pengingat bahwa kalian semua dapat hidup bersama dalam kedamaian."


Pelangi adalah pertanda Harapan hari esok. Jadi, setiap kali hujan deras jatuh membasahi dunia, dan saat pelangi memunculkan diri di angkasa marilah kita mengingat untuk selalu menghargai satu sama lain. Masing-masing kita mempunyai sesuatu yang unik, kita semua diberikan kelebihan untuk membuat perubahan di dunia dan saat kita menyadari pemberian itu lewat kekuatan visi kita, kita memperoleh kemampuan untuk membentuk masa depan.


Selasa, 07 Mei 2013

345. Menjadi Seorang Sahabat


Ada satu perbedaan antara menjadi seorang kenalan dan menjadi seorang sahabat.


Pertama, seorang kenalan adalah seorang yang namanya kau ketahui, yang kau lihat berkali-kali, yang dengannya mungkin kau miliki persamaan, dan yang disekitarnya kau merasa nyaman.


Ia adalah orang yang dapat kau undang ke rumahmu dan dengannya kau berbagi. Namun mereka adalah orang yang dengannya tidak akan kau bagi hidupmu, yang tindakan-tindakannya kadang-kadang tidak kau mengerti karena kau tidak cukup tahu tentang mereka. Sebaliknya, seorang sahabat adalah seseorang yang kau cintai... Bukan karena kau jatuh cinta padanya, namun kau peduli akan orang itu, dan kau memikirkannya ketika mereka tidak ada.


Sahabat-sahabat adalah orang dimana kau diingatkan ketika kau melihat sesuatu yang mungkin mereka sukai, dan kau tahu itu karena kau mengenal mereka dengan baik. Mereka adalah orang-orang yang fotonya kau miliki dan wajahnya selalu ada di kepalamu. Mereka adalah orang-orang yang kau lihat dalam pikiranmu ketika kau mendengar sebuah lagu di radio karena mereka membuat dirimu berdiri untuk menghampiri mereka dan mengajak berdansa dengan mereka atau mungkin kau yang berdansa dengan mereka, mungkin mereka menginjak jari kakimu, atau sekedar menempatkan kepala mereka di pundakmu. Mereka adalah orang-orang yang diantaranya kau merasa aman karena kau tahu mereka peduli terhadapmu. Mereka menelpon hanya untuk mengetahui apa kabarmu, karena sahabat sesungguhnya tidak butuh suatu alasanpun.


Mereka berkata jujur - pertama kali - dan kau melakukan hal yang sama. Kau tahu bahwa jika kau memiliki masalah, mereka akan bersedia mendengar. Mereka adalah orang-orang yang tidak akan menertawakanmu atau menyakitimu, dan jika mereka benar-benar menyakitimu, mereka akan berusaha keras untuk memperbaikinya. Mereka adalah orang-orang yang kau cintai dengan sadar ataupun tidak. Mereka adalah orang-orang dengan siapa kau menangis ketika kau tidak diterima di perguruan tinggi dan selama lagu terakhir di pesta perpisahan kelas dan saat wisuda.


Mereka adalah orang-orang yang pada saat kau peluk, kau tak akan berpikir berapa lama memeluk dan siapa yang harus lebih dahulu mengakhiri. Mungkin mereka adalah orang yang memegang cincin pernikahanmu, atau orang yang mengantarkan / mengiringmu pada saat pernikahanmu, atau mungkin adalah orang yang kau nikahi.


Minggu, 05 Mei 2013

344. Menghargai Perbedaan


Suatu waktu, ada seorang mahaguru yang ingin mengambil waktu dari kehidupannya sehari-hari sebagai akademisi. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke sebuah pantai dan meminta seorang nelayan untuk membawanya pergi melaut sampai ke horizon.


Seperempat perjalanan, mahaguru tersebut bertanya, “Wahai nelayan, apakah Anda mengenal ilmu geografi?” Sang nelayan menjawab, “ilmu geografi yang saya ketahui adalah kalau di laut sudah mulai sering ombak pasang, maka musim hujan segera akan tiba.” “Nelayan bodoh!” kata mahaguru tersebut. “Tahukah kamu bahwa dengan tidak menguasai ilmu geografi kamu sudah kehilangan seperempat kehidupanmu.”


Seperempat perjalanan berikutnya, mahaguru tersebut bertanya pada nelayan apakah dia mempelajari ilmu biologi dan sains? Sang nelayan menjawab bahwa ilmu biologi yang dia kenal hanyalah mengetahui jenis ikan apa saja yang dapat dimakan. “Nelayan bodoh, dengan tidak menguasai sains kamu sudah kehilangan seperempat kehidupanmu.” Kemudian mahaguru tersebut bercerita tentang Tuhan yang menciptakan umat manusia dengan struktur tubuh, kapasitas otak yang sama, dan lain-lain.


Selanjutnya mahaguru tersebut bertanya apakah nelayan tersebut mempelajari matematika? Sang nelayan menjawab bahwa matematika yang dia ketahui hanyalah bagaimana cara menimbang hasil tangkapannya, menghitung biaya yang sudah dikeluarkannya, dan menjual hasil tangkapannya agar dapat menghasilkan keuntungan secukupnya. Lagi-lagi mahaguru tersebut mengatakan betapa bodohnya sang nelayan dan dia sudah kehilangan lagi seperempat kehidupannya.


Kemudian, di perjalanan setelah jauh dari pantai dan mendekati horizon, mahaguru tersebut bertanya, “apa artinya awan hitam yang menggantung di langit?” “Topan badai akan segera datang, dan akan membuat lautan menjadi sangat berbahaya.” Jawab sang nelayan. “Apakah bapak bisa berenang?” Tanya sang nelayan.


Ternyata sang mahaguru tersebut tidak bisa berenang. Sang nelayan kemudian berkata, “Saya boleh saja kehilangan tiga-perempat kehidupan saya dengan tidak mempelajari tiga subyek yang tadi diutarakan oleh mahaguru, tetapi mahaguru akan kehilangan seluruh kehidupan yang dimiliki.”


Kemudian nelayan tersebut meloncat dari perahu dan berenang ke pantai sedangkan mahaguru tersebut tenggelam.


Demikian juga dalam kehidupan kita, baik dalam pekerjaan ataupun pergaulan sehari-hari. Kadang-kadang kita meremehkan teman, anak buah ataupun sesama rekan kerja. Kalimat “tahu apa kamu” atau “si anu tidak tahu apa-apa” mungkin secara tidak sadar sering kita ungkapkan ketika sedang membahas sebuah permasalahan. Padahal, ada kalanya orang lain lebih mengetahui dan mempunyai kemampuan spesifik yang dapat mengatasi masalah yang timbul.


Seorang operator color mixing di pabrik tekstil atau cat mungkin lebih mengetahui hal-hal yang bersifat teknis daripada atasannya. Intinya, orang yang menggeluti bidangnya sehari-hari bisa dibilang memahami secara detail apa yang dia kerjakan dibandingkan orang ‘luar’ yang hanya tahu ‘kulitnya’ saja.


Mengenai kondisi dan kompetisi yang terjadi di pasar, pengetahuan seorang marketing manager mungkin akan kalah dibandingkan dengan seorang salesperson atau orang yang bergerak langsung di lapangan.


Atau sebaliknya, kita sering menganggap remeh orang baru. Kita menganggap orang baru tersebut tidak mengetahui secara mendalam mengenai bisnis yang kita geluti. Padahal, orang baru tersebut mungkin saja membawa ide-ide baru yang dapat memberikan terobosan untuk kemajuan perusahaan.


Sayangnya, kadang kita dibutakan oleh ego, pengalaman, pangkat dan jabatan kita sehingga mungkin akan menganggap remeh orang lain yang pengalaman, posisi atau pendidikannya di bawah kita. Kita jarang bertanya pada bawahan kita. Atau pun kalau bertanya, hanya sekedar basa-basi, pendapat dan masukannya sering dianggap sebagai angin lalu.


Padahal, kita tidak bisa bergantung pada kemampuan diri kita sendiri, kita membutuhkan orang lain. Keberhasilan kita tergantung pada keberhasilan orang lain. Begitu sebuah masalah muncul ke permukaan, kita tidak bisa mengatasinya dengan hanya mengandalkan kemampuan yang kita miliki. Kita harus menggabungkan kemampuan kita dengan orang lain. Sehingga bila perahu kita tenggelam, kita masih akan ditolong oleh orang lain yang kita hargai kemampuannya. Tidak seperti mahaguru yang akhirnya ditinggalkan di perahu yang sedang dilanda topan badai dan dibiarkan mati tenggelam karena tidak menghargai kemampuan nelayan yang membawanya. Yang jadi pertanyaan kita sekarang, apakah kita masih suka bertingkah laku seperti sang mahaguru? Bila ya, seberapa sering?