Senin, 22 Juli 2013

354. Berbagi Cinta

Bila ada ajakan untuk berbagi, apa yang ada di pikiran anda? Berbagi dana, pakaian layak pakai, sembako, susu, makanan atau bentuk materia lainnya. Jawaban itu boleh jadi karena pengaruh ide materilistik yang telah mengglobal. Mengukur segala sesuatunya dengan ukuran yang bersifat material dan kasat mata. Pengalaman nyata dari ayah angkat saya mungkin bisa menjadi pelajaran bahwa berbagi tidaklah mesti berbentuk material.


Setiap tahun, ayah angkat saya punya kebiasan berkeliling ke berbagai panti asuhan dan rumah anak yatim. Kunjungan biasanya dilakukan dua kali. Awal bulan Ramadhan dan akhir bulan Ramadhan. Kunjungan pertama adalah survey untuk mengetahui kebutuhan panti asuhan atau rumah yatim. Kunjungan kedua membawa bantuan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan



Ketika berkunjung ke salah satu rumah yatim, ayah angkat saya bertemu dengan seorang bocah bernama Nina.



“Nina, apa yang anakku mau sayang” begitu ayah saya membuka percakapan.



“Nina mau baju baru?, sepatu baru?, tas baru? Atau apa nak? tambah ayah saya.



“Nggak ah… ntar om marah” jawab Nina.



“nggak sayang, om tidak akan marah” ayah saya menimpali.



“Nggak ah… ntar om marah” Nina mengulang jawabannya.



Ayah saya berpikir, pasti yang diminta Nina adalah sesuatu yang mahal. Rasa keingintahuan orang tua saya semakin menjadi. Maka dia dekati lagi Nina sambil berkata, “ayo nak katakan apa yang kamu minta sayang”

“Tapi janji ya om tidak marah” jawab Nina manja. “Om janji tidak akan marah sayang” tegas ayah saya.

“Bener om tidak akan marah” sahut Nina agak ragu. Ayah saya menganggukkan kepala pertanda bahwa ia setuju untuk tidak marah



Nina menatap tajam wajah ayah saya. Sementara ayah saya berpikir, apa gerangan yang diminta oleh Nina. “Seberapa mahal sich yang bocah kecil ini minta sampai dia harus meyakinkan bahwa saya tidak akan marah’ pikir ayah saya. Sambil tersenyum orang tua saya mengatakan



“ayo nak, katakan, jangan takut, om tidak akan marah nak.”



Dengan terus menatap wajah ayah saya, Nina berkata;



“bener ya om tidak marah.”



Sekali lagi ayah saya mengganggukan kepala. Dengan wajah berharap-harap cemas, Nina mengajukan permintaanya

“om, boleh nggak saya memanggil ayah” Mendengar jawaban itu, tak kuasa ayah saya membendung air matanya. Segera dia peluk Nina dan mengatakan



“tentu anakku.. tentu anakku… mulai hari ini Nina boleh memanggil ayah, bukan om”



Sambil memeluk erat ayah saya, dengan terisak Nina berkata “terima kasih ayah… terima kasih ayah…



Hari itu, adalah hari yang tak akan terlupakan buat ayah saya. Dia habiskan waktu beberapa saat untuk bermain dan bercengkrama dengan Nina. Karena merasa belum memberikan sesuatu yang berbentuk material kepada Nina maka sebelum pulang, ayah saya berkata kepada Nina



“anakku, sebelum lebaran nanti ayah akan datang lagi kemari bersama ibu, apa yang kamu minta nak?”

“Khan udah tadi, Nina sudah boleh memanggil ayah” sergah Nina.



“Nina masih boleh minta lagi sama ayah. Nina boleh minta sepeda, otoped atau yang lain, pasti akan ayah kasih.” Sambil memegang tangan ayah saya, Nina memohon



“nanti kalau ayah datang sama ibu ke sini, saya minta ayah bawa foto bareng ayah, ibu dan kakak-kakak, boleh khan ayah?”



Tiba-tiba kaki orang tua saya lunglai, dia terduduk, bersimpuh di depan Nina. Dia peluk lagi Nina sambil bertanya; “buat apa foto itu nak?”



Tanpa ragu Nina menjawab “Nina ingin tunjukkan sama temen-temen Nina di sekolah, ini foto ayah Nina, ini ibu Nina, ini kakak-kakak Nina.” Ayah saya memeluk Nina semakin erat, seolah ia tak mau berpisah dengan seorang bocah yang menjadi guru kehidupan di hari itu.



Terima kasih Nina, walau usiamu masih belia kau telah mengajarkan kepada kami tentang makna berbagi cinta. Berbagilah cinta, karena itu lebih bermakna dibandingkan dengan sesuatu yang kasat mata. Berbagilah cinta, maka kehidupan anda akan lebih bermakna. Berbagilah cinta agar orang lain merasakan keberadaan anda di dunia.





Minggu, 14 Juli 2013

353. NO BODY'S PERFECT !


Ini kisah pertemuan kembali dua sahabat yang sudah puluhan tahun berpisah. Mereka merindukan satu sama lain. Mereka bercerita, bersenda sambil minum kopi di sebuah café'. Awalnya topik yang dibicarakan adalah soal-soal nostalgia zaman sekolah dulu, namun pada akhirnya menyangkut kehidupan mereka sekarang ini.

"Mengapa sampai sekarang kau belum menikah?" Ujar Latif kepada temannya Borhan yang sampai sekarang masih membujang.

"Hmmm... sebenarnya sampai sekarang ini aku masih belum bertemu dengan seorang wanita yang sempurna. Itulah sebabnya aku masih membujang. Dulu waktu aku bekerja aku berjumpa dengan seorang wanita yang cantik dan bijak. Aku fikir itulah wanita yang ideal untuk aku dan sesuai dijadikan isteri."

"Namun tidak lama selepas mengenalinya.. ketika hubungan semakin dekat baru aku tahu dia sebenarnya amat sombong. Hubungan kami putus sampai di situ"

“Setelah itu aku bertemu seorang perempuan yang cantik jelita, ramah dan dermawan. Pada pertemuan pertama aku begitu takjub. Jantungku berdenyut kencang dan ketika itu aku pun berfikir bahwa inilah wanita idealku. Namun selepas mengenalinya dengan lebih dekat baru aku tahu banyak tingkah lakunya yang tak baik dan tidak bertanggung jawab.”

”Kemudian, aku bertemu dengan seorang wanita yang manis, baik, periang dan pintar. Dia sangat menyenangkan bila diajak berbicara. Selalu menyambung pembicaraan kami dan penuh humor. Tapi terakhir aku ketahui ia dari keluarga yang berpecah belah dan selalu meminta di luar kemampuan. Akhirnya kami berpisah."

"Aku terus mencari, namun sering mendapati ada kekurangan dan kelemahan pada setiap wanita yang aku temui. Hingga pada suatu hari, aku bertemu dengan wanita ideal yang aku dambakan selama ini. Dia begitu cantik, pintar, baik hati , dermawan dan penuh humor. Dia juga sangat perhatian dan menyayangi orang lain. Aku fikir inilah pendamping hidup yang dikurniakan oleh Tuhan untuk aku..."

"Kemudian bagaimana?" kata Latif tidak sabar melihat Borhan diam seketika.

" Apa yang terjadi? Bagaimana hubungan kau dengan dia sekarang?" tanya Latif lagi sewaktu mendapati Borhan terus diam.

Kemudian.... Borhan bersuara perlahan, "Sebenarnya beberapa hari lalu baru aku mengetahui bahawa wanita itu juga sedang mencari seorang lelaki yang sempurna..."

Jadi?

No body's Perfect! Jangan menyia-siakan siapapun yang ada di hadapan kita. Belum tentu kita akan mendapat lebih baik daripada apa yang kita ada sekarang.

Kalau kita mau mencari kesempurnaan, cermin dahulu diri, apakah sudah sempurna di mata orang lain. Wahai Lelaki, luruskan wanita dengan jalan yang ditunjukkan Allah. Didiklah mereka dengan panduan daripada-Nya. Jangan coba jinakkan mereka dengan harta, karena nanti mereka semakin liar. Jangan menghibur mereka dengan kecantikan, karena nantinya mereka yang semakin menderita.

Kenalkan mereka kepada Allah, zat yang kekal… karena di situlah puncak kekuatan dunia.

Akal wanita setipis rambutnya, tebalkan ia dengan ilmu. Hatinya serapuh kaca, kuatkanlah dengan iman. Wanita tanpa iman, ilmu dan akhlak mereka tidak akan lurus bahkan membengkok. Bila wanita durhaka, dunia lelaki akan huru-hara.

Lelaki pula janganlah terlalu mengharapkan ketaatan… tetapi binalah kepimpinan. Pastikan sebelum memimpin wanita menuju Ilahi, pimpinlah diri sendiri kepada-Nya. Jinakkan diri kepada Allah, niscaya jinaklah segala di bawah pimpinanmu.

Jangan mengharapkan isteri semulia Fatimah Az-Zahra, seandainya peribadi tidak sehebat Sayidina Ali Karamallahu Wajhah.....
Begitu jugalah sebaliknya. NO BODY'S PERFECT !

Sabtu, 13 Juli 2013

352. Diakah Cinta Sejatimu?


Bila sudah sekian kali menjalani hubungan dan selalu terbelit dengan permasalahan cinta yang tiada habisnya. Mungkin kamu harus berani bertanya lagi kedalam diri kamu, benarkah si dia itu cinta sejatimu?

Untuk menemukan cinta sejati memang tidaklah mudah. Tapi bukan berarti itu adalah hal yang amat sulit kamu dapatkan. Berikut ini beberapa hal yang kamu harus perhatikan untuk meyakinkan dirimu apakah dia memang ‘soulmate’mu?

Tanpa syarat
Awal ketika kita menyukai seseorang biasanya karena berbagai kelebihannya yang terlihat menarik. Bisa dari ketampanan, kecantikan, kepintaran, kebaikan dan hal menarik lainnya sampai dia terlihat special dimata kita. Tapi ketika sudah ‘jadian’ dan semua itu terlihat meluntur. Misalnya saat kamu salah potong rambut, dan dia bisa cemberut seharian karena itu. Atau ketika kamu berbuat seuatu kesalahan dan dia tidak mau memberimu kesempatan untukmu memperbaikinya.  Sebaiknya pikir-pikir lagi deh untuk mencapnya sebagai cinta sejatimu. Karena pada dasarnya cinta sejati itu adalah cinta yang tak bersyarat dan menerima apa adanya. Selain itu juga sebuah cinta yang bisa membawa ke arah yang lebih baik. 

Cinta adalah pengorbanan
Sebenarnya dalam cinta sejati nggak ada yang namanya pengorbanan. Apalagi kalau sampai si dia bilang “Aku kan sudah mengorbankan banyak hal untukmu”.. ups.. hati-hati kalau dia sudah berkata seperti itu., jangan lagi mendeklarasikan dia sebagai cinta sejatimu. Karena yang ada dlam cinta sejati adalah komitmen terhadap diri sendiri dan pasangan untuk menjaga dan membahagiakan. Karena seseorang yang telah berkorban nggak akan bilang kalau dia telah berkorban. Kalau apa-apa sudah bilang kalau dia sudah berkorban banyak untukmu, itu namaya pamrih. Bukan berkorban.

Hanya sebatas status
Ada beberapa orang yang akhirnya memutuskan untuk menjalani suatu hubungan karena nggak mau kelihatan kalau dia itu sedang menjomblo. Nggak jarang juga seseorang tetap mempertahankan suatu hubungan padahal dia sudah nggak ‘sreg’ atau nyaman lagi untuk tetap menjalani hubungan itu.

Bahkan kadang walaupun hati sudah merasa bahwa orang yang disamping kita saat ini bukanlah seseorang yang tepat, masih saja tidak bisa mengakhirinya.

Apa sih penyebab semua itu? Sebenarnya seseorang tetap menjalani sesuatu yang ‘semu’ buat dirinya bukan karena ia takut kehilangan seseorang itu, tapi karena ada rasa enggan untuk merasakan perubahan saat mereka menjomblo lagi.  Coba deh beranikan diri untuk menilai lagi, apakah hubungan yang kamu sedang jalani ini membawa lebih banyak kebahagiaan atau kesedihan? Atau yang kamu jalani ini hanya untuk status semata.