Di Blog ini, kalian bisa tertawa, menangis dan tersenyum, karena artikel yg diposting oleh blog ini mempunyai makna yg dalam untuk diresapi
Senin, 21 Juli 2014
Sabtu, 19 Juli 2014
459. Perjuangan Gita Sesa Wanda cantika
kisah
nyata tentang seorang gadis yg bernama Gita Sesa Wanda cantika yg di panggil
Keke, seorang gadis remaja indonesia yg telah meninggal tahun 2006 karena
kanker ganas.
namanya
Keke. umur nya 13 tahun ketika ia divonis mengalami penyakit kanker ganas yg
bernama Rabdomiosarkoma, sulit baginya untuk mengerti penyakit apa yg menyerang
bagian wajahnya itu, bahkan untuk menyebut ulang nama penyakit itu ia sangat
kesulitan.
ia
sedih ketika ayahnya menangis menolak permintaan dokter untuk melakukan operasi
diwajah nya, dokter bilang bila ia tidak melakukan oprasi, maka hidup nya tidak
akan bertahan lebih dari 3 bulan, ia sangat terkejut, karna penyakit itu tidak
memiliki tanda-tanda apapun selain ia mengalami sakit mata yg diikuti dengan
mimisan yg terjadi selama seminggu.
kanker
itu hanya seukuran kuku jari dan bersarang dibagian pelipis mata nya. tapi
operasi itu mengharuskan ia kehilangan sebagian wajah kiri dan mata nya.
ayah
nya tentu tidak akan rela ia kehilangan bagian wajah nya karna ia adalah
seorang anak gadis yg akan tumbuh dewasa kelak. keke tak pernah paham seberapa
menakutkan penyakit itu hingga ia merasakan sendiri bagian wajah nya mulai
membengkak sebesar boal tenis dan buta.
ketika
ia menangis, ia merasa kesakitan, ayah nya tidak pernah mau jujur mengatakan
penyakit itu. hingga ahirnya ia berjuang hidup selama 3 bulan mencari
pengobatan tradisional dan seorang ulama mengatakan ia terserang kanker.
perasaannya
saat itu sangat hancur, ia tau hidupnya tak akan lama lg, dengan keadaan buta
dan kehilangan pernapasan hidung sebelah kiri nya. ia menangis dan protes
kepada Tuhan, mengapa ia tega merenggut masa remajanya dan kesempatannya untuk
menjadi penyanyi dan model.
air
mata yg berjatuhan setiap harinya tak pernah ia lewatkan ketika rasa sakit
kanker itu datang. walau demikian, ia sangat beruntung, keluarganya, sahabat-sahabatnya,
dan kekasihnya selalu ada di sampingnya untuk memberikan dukungan tanpa henti.
ketika
ia mulai pasrakan Tuhan menjemput nya, ia hanya berdoa dan berharap kepada
Tuhan agar memberikan waktu lebih lama di dunia ini untuk mengucapkan salam
perpisahan dengan sahabat, kekasih dan terutama untuk membuat ayahnya bahagia
lebih lama.
disaat
ia tidak mampu berdiri dan mengalami kritis, Tuhan mendengar doa nya, disaat
itulah ia mendapatkan mukjizat, seorang dokter menyelamatkannya dari penyakit
itu disaat-saat terahir hidup nya. ia sembuh, dan kanker di wajahnya hilang
secara ajaib.
ia
merasakan kebaikan Tuhan padanya dan melawan vonis kematian yg dikatakan dokter
pdanya. ia berjanji pada Tuhan mulai saat itu untuk bersyukur akan kehidupan yg
ia berikan padanya.
ia
melewatkan hari-harinya dengan bahagia bersama keluarga dan teman-teman nya. ia
menghabiskan waktunya dengan belajar kitab suci dan mendekatkan diri pada
Tuhan. hidup nya pun berlalu dengan bahagia walau pun pada akhirnya hal yg tak
ia harapkan terjadi lagi dalam hidupnya ketika kanker itu kembali padanya, kini
ia menyerang wajah sebelah kanannya,.
disaat
ia mendapatkan vonis itu kembali, ia tidak lagi takut dan ia tidak lagi marah
kepada Tuhan, ia bersyukur kepada nya, karna Tuhan telah memberikan kesempatan
lebih lama di dunia ini untuk dapat bersama sahabat, keluarga dan kekasihnya.
dokter
yg menyelamatkan hidupnya pertama kalinya menyerah, ia tak sanggup lagi
menyelamatkan nya. keke hanya tersenyum dan berjanji untuk bertahan hidup
hingga ia bisa melewatkan ujian terahirnya di dunia ini agar bisa lulus di
bangku SMP. walaupun ia buta dan lumpuh, ia berjanji pada Tuhan dan sahabat-sahabatnya
untuk lulus dan memakai seragam SMA.
sobat,
hidup adalah anugerah yg indah, atas kebaikan Tuhan, ia mampu mengikuti ujian
sekolah dengan kondisi yg makin parah, ia bersyukur karna bisa lulus dengan
baik dan akhirnya mampu memakai seragam rok abu-abu bersama sahabat-sahabatnya
walaupun hanya sehari disaat sebelum ia harus dilarikan ke rumah sakit karna
darah terus mengalir dari hidungnya, kematiannya semakin dekat dan itu bisa ia
rasakan disaat hembusan napasnya semakin berat.
tapi
ia tak ingin pergi dari dunia ini tanpa menuliskan suratnya kepada Tuhan...
surat
yg telah membuatnya hidup sebagai seorang gadis yg berjuang untuk hidup dan
ribuan anak-anak lain yg mengalami penyakit kanker yg sama dengannya.
ia
berharap ketika ia tidak ada lagi di dunia ini, kisah nya menjadi inspirasi
bagi siapapun yg ada di dunia ini untuk bersyukur akan hidup. karna Tuhan
begitu mencintai kita dengan cobaan nya.
sobat..
bila ada tawa didunia ini,maka akan ada tangis disampingnya.
*#Surat
Kecil Untuk Tuhan#*
Tuhan...
andai
aku bisa kembali aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini.
Tuhan..
bolehkah
aku menulis surat kecil untuk-Mu
Tuhan...
bolehkah
aku memohon satu hal kecil pada-Mu
Tuhan..
biarkanlah
aku dapat melihat dengan mataku untuk memandang langit dan bulan setiap
harinya...
Tuhan...
ijinkanlah
rambutku kembali tumbuh, agar aku bisa menjadi wanita seutuhnya..
Tuhan..
bolehkah
aku tersenyum lebih lama lagi agar aku bisa memberikan kebahagian kepada ayah
dan sahabat-sahabtku..
Tuhan..
berikanlah
aku kekuatan untuk menjadi dewasa agar aku bisa memberikan arti hidup kepada
siapapun yg mengenalku..
Tuhan..
surat
kecil ku ini adalah surat terahir dalam hidup ku
andai
aku kembali....
ke dunia
yg Kau berikan pada ku...
in
memorial gita sesa wanda cantika
*Bagi
yang mau tau lebih lengkapnya, judul buku "Surat Kecil untuk Tuhan"
karya Agnes davonar*
Jumat, 18 Juli 2014
458. Ya Tuhanku, Mengapa Engkau Tidak Menolongku
Alkisah
ada seorang laki-laki yang tinggal di dekat sebuah sungai. Bulan-bulan musim
penghujan sudah dimulai. Hampir tidak ada hari tanpa hujan baik hujan
rintik-rintik maupun hujan lebat.
Pada
suatu hari terjadi bencana di daerah tersebut. Karena hujan turun deras agak
berkepanjangan, permukaan sungai semakin lama semakin naik, dan akhirnya
terjadilah banjir.
Saat
itu banjir sudah sampai ketinggian lutut orang dewasa. Daerah tersebut pelan-pelan
mulai terisolir. Orang-orang sudah banyak yang mulai mengungsi dari daerah
tersebut, takut kalau permukaan air semakin tinggi.
Lain
dengan orang-orang yang sudah mulai ribut mengungsi, lelaki tersebut tampak
tenang tinggal dirumah. Akhirnya datanglah truk penyelamat berhenti di depan
rumah lelaki tersebut.
“Pak,
cepat masuk ikut truk ini, nggak lama lagi banjir semakin tinggi”, teriak salah
satu regu penolong ke lelaki tersebut.
Si
lelaki menjawab: “Tidak, terima kasih, anda terus saja menolong yang lain. Saya
pasti akan diselamatkan Tuhan. Saya ini kan sangat rajin berdoa.”
Setelah
beberapa kali membujuk tidak bisa, akhirnya truk tersebut melanjutkan
perjalanan untuk menolong yang lain.
Permukaan
air semakin tinggi. Ketinggian mulai mencapai 1.5 meter. Lelaki tersebut masih
di rumah, duduk di atas almari.
Datanglah
regu penolong dengan membawa perahu karet dan berhenti di depan rumah lelaki
tersebut.
“Pak,
cepat kesini, naik perahu ini. Keadaan semakin tidak terkendali. Kemungkinan air akan semakin meninggi.
Lagi-lagi
laki-laki tersebut berkata: ” Terima kasih, tidak usah menolong saya, saya
orang yang beriman, saya yakin Tuhan akan selamatkan saya dari keadaan
ini."
Perahu
dan regu penolong pun pergi tanpa dapat membawa lelaki tersebut.
Perkiraan
banjir semakin besar ternyata menjadi kenyatan. Ketinggian air sudah sedemikian
tinggi sehingga air sudah hampir menenggelamkan rumah-rumah disitu. Lelaki itu
nampak di atas wuwungan rumahnya sambil terus berdoa.
Datanglah
sebuah helikopter dan regu penolong. Regu penolong melihat ada seorang
laki-laki duduk di wuwungan rumahnya. Mereka melempar tangga tali dari pesawat.
Dari atas terdengar suara dari megaphone: ” Pak, cepat pegang tali itu dan
naiklah kesini. “, tetapi lagi-lagi laki-laki tersebut menjawab dengan berteriak:
”Terima kasih, tapi anda tidak usah menolong saya. Saya orang yang beriman dan
rajin berdoa. Nasib saya telah ditentukan Tuhan, kalau Tuhan tidak
menyelamatkan saya maka itu sudah kehendak Tuhan."
Ketinggian
banjir semakin lama semakin naik, dan akhirnya seluruh rumah di daerah tersebut
sudah terendam seluruhnya
Bagaimana
nasib lelaki tersebut?
Lelaki
tersebut akhirnya mati tenggelam.
Di
akhirat dia dihadapkan pada Tuhan. Lelaki ini kemudian mulai berbicara bernada
protes: ”Ya Tuhan, aku selalu berdoa padamu, selalu ingat padamu, tapi kenapa
aku tidak engkau selamatkan dari banjir itu?”
Tuhan
menjawab dengan singkat: “Aku selalu mendengar doa-doamu, untuk itulah aku
telah mengirimkan Truk, kemudian perahu dan terakhir pesawat helikopter. Tetapi
kenapa kamu tidak ikut salah satupun?"
Sebuah
perumpamaan menarik. Demikian juga dalam kehidupan kita, kita bekerja dan
selalu melakukan doa kepada-Nya. Tuhan tidak selalu menolong kita dengan cara
yang kita mau atau cara yang kita perkirakan. Kadang Dia sudah sering
mengirimkan “truk”, “perahu”, dan “pesawat” kepada kita, tapi kita tidak
menyadarinya. Kiranya kita memiliki Hikmat dalam menyikapi segala situasi dalam
kehidupan kita dan tidak naif dalam menjalaninya.