Sabtu, 24 April 2010

17. Gaji Papa Berapa

Seperti biasa Andrew, Manager di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Sarah, putri pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu papanya cukup lama diruang tamu

"Kok, belum tidur nak?" sapa Andrew sambil mencium anaknya.

Biasanya jam segini Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.

Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sarah menjawab, "Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ???"

"Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, yaa ?"

"Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat.

"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja.

Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayoooo ?"

Sarah berlari ke kamarnya mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Andrew beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya.

"Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,-untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp. 40.000,- dong" katanya.

"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, dan tidur" perintah Andrew. Tetapi Sarah tidak beranjak.

Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian,Sarah kembali bertanya,
"Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak ?"

"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini ?
Papa capek. Dan mau mandi dulu Nak. Tidurlah". Ketusnya dengan nada setengah menekan.....
"Tapi Papa...." jawab Sarah ketakutan

Kesabaran Andrew pun habis. "Papa bilang tidur !!!!!" hardiknya mengejutkan Sarah. Gadis kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.

Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardikanya. Ia pun menengok Sarah di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang kertas Rp. 15.000,- di tangannya.

Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Andrew berkata, "Maafkan Papa Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa.

Jangankan Rp.5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Andrew

"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini". masih terisak tangis yg belum reda....

"lya sayang iya, tapi buat apa nak...??" tanya Andrew dengan penuh kelembutan.

"Aku menunggu Papa dari jam 8 tadi. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh meniiiiiiit aja pah. tapi Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga.....

Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp.15.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,- Tapi uang tabunganku kurang Rp.5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Sarah masih dengan isak tangisnya polos.....

Andrew pun terdiam. ia benar-benar kehilangan seribu kata-kata. Dipeluknya bidadari kecilnya itu erat-erat dengan perasaan haru & airmata yg mulai mengalir. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan bidadari kecilnya itu.....

" Bagi dunia kau hanya seseorang, tapi bagi seseorang kau adalah dunianya "

5 komentar:

Fitri mengatakan...

Inikah gambaran khdupan zman skrg?dmana org tua tdk pny wkt byk wlu hny u bmain dg anaknya...crita yg mharukan.mksh

Anonim mengatakan...

cerita yang sangat bagus...^_^

Anonim mengatakan...

kisah ini benar benar memberi pelajaran untuk saya dan klg, kdg sy srg marh krn anak ingin bermain pada saat plg kerja, ternyata....trims

Arie mengatakan...

Dari sini kta dapat pelajaran bahwa permintaan Anak belum tentu sesuai dengan harapan si Ayah..Ayah berpikir jawabannya akan melatih dan mendidik anak,si Anak punya maksud lain..So pikirkan kembali sebelum meluapkan emosi karena penekanan dari si Anak.Ayah tentunya lebih menguasai di banding anak yang sudah pandai/cerdik

Kemas Zainal Sabokingking mengatakan...

Thanks...sangat mengharukan...saya salut atas dalamnya arti tulisan ini...

Kadang alasan capek, anak datang ke saya..dan saya kesal dengan istri saya yang tidak ambil dia...yang ingin sekedar bermain atau minta ajak naik motor sekedar berkeliling jalan...

Maafkan Ayah nak...

Posting Komentar