Pada suatu hari di musim kemarau,
seekor siput sedang bersusah payah memanjat sebuah pohon cerry yang sedang
meranggas. Di pohon tersebut tidak ada satu helai daunpun, apalagi buahnya.
Yang tersisnya hanya ranting – ranting kering yang seolah telah menyerah pada
musim kemarau ini.
Di tengah – tengah usahanya
memanjat pohon cerry tersebut, datang seekor burung gagak.
Gagak : ” Hai siput ! ! ! !apa
yang kau lakukan ? apa kau sudah gila ! ?”
Siput : hai gagak ! ! ! aku
sedang memanjat pohon cerry yang buahnya lezat ini.”
Gagak : “Kau benar – benar sudah
gila siput ! semua hewan di wilayah ini tahu, sekarang musim kemarau, dan kau
juga tahu, tidak ada satu buahpun di pohon ini, daunnya saja tidak ada. Lalu
apa yang kamu akan dapat ketika di atas “
Siput : “Berarti kau tidak punya
pandangan jauh ke depan wahai gagak. Mungkin sekarang pohon ini memang sedang
tidak berbuah, namun ketika aku sampai di puncak pohon ini, buahnya akan sangat
banyak dan semua binatang di sini akan berkumpul untuk menikmati buahnya “
Dari cerita di atas, kita bisa
mengambil hikmah bahwa kita harus berfikir bukan untuk esok atau lusa, namun
kita harus berpikir untuk 10 tahun kedepan. Esok dan lusaa adalah bagian dari
langkah kita untuk mencapai 10 tahun itu. Kita juga harus mempunyai gambaran
terhadap apa yang akan kita peroleh 10 tahun lagi. Itu bisa dilihat dari jerih
payah kita, perjuangan kita dan pengorbanan.
” Bila kita ingin menjadi orang
besar, maka pantaskanlah diri kita untuk dijadikan sebagai orang besar.
Bersikap seperti orang besar, berperilaku seperti orang besar dan berfikir
seperti orang besar ” ( Mario Teguh ). Maka 10 tahun lagi kita akan menikmati
manisnya ” Buah Cerry
Tidak ada komentar:
Posting Komentar