Minggu, 06 Mei 2012

228. Malam Pertama


Satu hal sebagai bahan renungan kita... Tuk merenungkan indahnya malam pertama. Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawiah semata. Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam dan Hawa. Justru malam pertama 'perkawinan' kita dengan Sang Maut. Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara. Hari itu...mempelai sangat dimanjakan. Mandipun...harus dimandikan. Seluruh badan kita terbuka....

Tak ada sehelai benangpun menutupinya.. Tak ada sedikitpun rasa malu... Seluruh badan digosok dan dibersihkan. Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan. Bahkan lubang ? lubang itupun ditutupi kapas putih...

Itulah sosok kita.... Itulah jasad kita waktu itu. Setelah dimandikan... Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih. Kain itu ...jarang orang memakainya.. Karena bermerk sangat terkenal, yaitu Kafan.  

Wewangian ditaburkan ke baju kita... Bagian kepala.., badan..., dan kaki diikatkan. tataplah.... tataplah... itulah wajah kita.

Keranda pelaminan... langsung disiapkan. Pengantin bersanding sendirian... Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga, menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul kita. Diiringi langkah gontai seluruh keluarga. Serta rasa haru para handai taulan.  Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah kudus.

Akad nikahnya bacaan talkin... Berwalikan liang lahat.. Saksi-saksinya nisan-nisan.. yang telah tiba duluan. Siraman air mawar.. pengantar akhir kerinduan.

Dan akhirnya..... tibalah masa pengantin.. Menunggu dan ditinggal sendirian... Untuk mempertanggungjawabkan seluruh langkah kehidupan.

Malam pertama bersama 'kekasih'.. Ditemani rayap - rayap dan cacing tanah. Di kamar bertilamkan tanah.. Dan ketika 7 langkah tlah pergi....

Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat... Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur... Ataukah kita kan memperoleh Siksa Kubur..... Kita tak tahu...dan tak seorangpun yang tahu....

Tapi anehnya kita tak pernah galau ketakutan.... Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima? Kita sungkan sekali meneteskan air mata...

Seolah barang berharga yang sangat mahal... Inilah masa menunggu sebelum tibanya hari akhir dari segala-galanya..

Akankah sejak malam ini kita menunggu untuk ke surga atau ke neraka?

Mungkin tak pantas kita rasanya menjadi ahli syurga... Tapi.... tapi .... sanggupkah kita menjadi ahli neraka?

Wahai Sahabat... mohon maaf... jika malam itu aku tak menemanimu. Bukan aku tak setia... Bukan aku berkhianat.... Tapi itulah komitmen azali tentang hidup dan kehidupan.

Rasa sayangku padamu lebih dari apa yang kau duga. Aku berdo'a... semoga kita bisa khusnul khotimah sehingga menjadi ahli syurga.

Amien...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar