Kamis, 16 Desember 2010

124. Rezeki = Amal

REZEKI YANG ALLAH BERIKAN KEPADA KITA BERBANDING LURUS DENGAN AMAL PERBUATAN KITA.....


“Ci, Gue lihat status lu di Facebook, elu lagi Di Jakarta ya, Gue Boleh ketemuan nggak?, Gue Darto ‘98, masih inget kan lu, ada yang pingin gue bicarain”. Begitulah pesan FB di Hp saya setelah saya ganti status “at Jakarta”. Saat di Kampus memang saya sering dipanggil Oci, Akhirnya kami sepakat untuk bertemu di salah satu Fried Chicken di bilangan Pasar Rebo pk. 10.00 Pagi


“Ok, Pak Darto mau bicara apa?” Ujarku penasaran. “Enggak Ci, Gue Cuma pingin curhat aja, soalnya gue Cuma bisa ngomong ini sama elu. Elu percaya kan ci kalau Rezeki itu datangnya dari Allah!” Kata Darto. “Iya Percaya, Emang kenape?” ujarku.


“Gue Dapet Duit Ci dari Allah 5 M” Kata Si Darto. “Alhamdulillah, bagus dong, trus kenapa ente mau bicara same ane?, emang ente mau sedekah?” Ujarku berseloroh.


“Bukan Ci, begini ceritanya: Gue kenal sama Orang di FB, Namanya Abdul, Dia Orang Dubai, Ayahnya pengusaha Minyak, saat ayahnya menang tender ayahnya tersebut di Bunuh oleh rekan bisnisnya. Setelah itu Pengacaranya datang ke Abdul dan mengatakan bahwa Ayahnya punya dana diperusahaan yang nilainya 5 M, dana tersebut tidak bisa diserahkan ke ahli warisnya langsung, Dana tersebut harus ditransfer dulu ke orang lain, baru bisa ditransfer ke Rekening Abdul. Singkat cerita dana tersebut sudah berada di Bank of Canada di rekening gue. Saat Gue ingin mencairkan dana tersebut, Gue harus membayar pajak senilai 160 jt. Wah gimana ci? Gue kelihatan seperti orang gila ya? Abdul sekarang berada di Ghana, dan Ibunya sedang sakit keras di Rumah Sakit sehingga membutuhkan dana itu segera. Gue nggak enak ci, uang itu sekarang berada di rekening gue, dan gue punya tanggung jawab untuk mengembalikannya, tapi gue nggak punya uang untuk bayar pajaknya, gue udah bilang ci, kalau pajaknya dipotong langsung aja dari uang itu, tapi mereka bilang nggak bisa ci, gue harus bayar pajaknya dulu, baru uangnya dapat diambil, cerita ini nggak bohong ci, gue berani sumpah demi Allah” Ujar Darto.


“Cerita ente kayak disinetron ya….” Ujar ku.

Sebenarnya saya mau bilang hati-hati penipuan, tapi pasti sudah banyak yang bilang demikian ke dia, makanya dia datang ke saya dengan harapan tidak mendapatkan jawaban yang sama.


Mari kita bahas kasus diatas…


Rezeki itu emang datang dari Tuhan, tapi apakah kita tau berapa rezeki yang akan diberikan ke kita?. Tuhan itu Maha Adil. Rezeki yang diberikan ke kita Berbanding Lurus dengan Amal perbuatan kita di Dunia. Berapa Banyak yang kita lakukan ke orang lain, berapa banyak amal perbuatan kita ke orang lain, sebesar itulah Rezeki yang kita dapatkan.


Bagaimana jika Rezeki yang kita dapatkan lebih banyak dari amalan yang kita berikan ke orang lain? Gampang aja, Pasti Tuhan akan mengambillnya, Tuhan itu gampang sekali jika mau mengambil rezeki dari hamba-Nya.


Trus bagaimana kalau kita udah berbuat banyak ke orang lain, tapi Rezeki itu nggak dateng-dateng?


Sahabat pernah bertanya kepada salah seorang nabi, Ya Rosul kenapa pengikut kita banyak yang miskin?


Lalu sang Nabi berkata : “Pada suatu hari nanti akan terjadi, dimana umat kita merupakan mayoritas, tapi kualitasnya kalah dengan yang lain”, lalu sahabat bertanya kembali “Apa sebabnya ya Rosul?”


“Mereka Mempunyai penyakit yang namanya Wa’an” jawab sang nabi. “Penyakit apa itu ya Rosul?”


Tanya sahabat Penasaran.


“Penyakit tersebut adalah yang pertama mereka terlalu cinta dengan Dunia, dan yang kedua, mereka takut akan kematian” jawab sang Nabi. Lalu sahabat bertanya lagi “Apakah kita tidak boleh kaya ya Rosul”. Sang Nabi menjawab “Umatku boleh Kaya, tapi tidak boleh menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekayaan tersebut, Tuhan akan membukakan pintu Rezeki bagi orang-orang yang amal perbuatannya baik”.


Dari kisah nabi diatas saya jadi teringat pesan Mas Jaya, “Jangan Berharap”.


Saya juga jadi teringat ketika seorang Mentri dilantik, ketika seorang musisi diberikan award, kebanyakan dari mereka berkata “Saya tidak pernah menyangka akan berdiri disini”.


Begitu juga dengan Seorang Millioner yang berkata pada anaknya “ Nak dulu kakekmu seorang guru, ayahmu ini kalau berangkat sekolah harus berjalan kaki selama 5 km. Makan saja 1 telur dibagi menjadi 5 bagian, untuk ayah, eyang ti, Akung, Pak de, dan Bu de. Sekarang kamu Alhamdulillah nak, sekolah pakai supir, makan sushi tiap hari.


Jadi siapa yang berani bilang Tuhan itu tidak adil. Jadi siapa yang berani meng-klaim itu adalah hak saya, itu adalah kekayaan saya, itu adalah rezeki saya?????


Trus Gimana pak caranya kaya?


Rajin Berbuat baik, Lakukan amal perbuatan yang baik, Sering menolong orang, Ikhlaskan dirimu menjadi orang baik.


Itu saja Pak?


Ya memang itu saja…..


Nggak perlu sekolah pak?


Sekolah itu bagian dari mencari ilmu, bukan mencari rezeki, mencari ilmu itu bagian dari ibadah, tapi bukannya kalau tidak sekolah itu Dosa, Sekolah bagus, Tidak Sekolah Tidak Dosa……


Ilmu sama rezeki itu beda….., tidak berbanding lurus…….


Makanya Pak Purdi bilang kalau mau sukses kuncinya bukan ilmu yang banyak tapi 7A


Nanti kalau nggak sekolah bagaimana kita bisa kaya pak???


Lho...Memangnya kamu fikir artis yg lagi ngetop sekarang si Tukul itu Sekolah? Atau Emangnya Mandra juga sekolah???? buktinya mereka tetap kaya raya kan??


Dan Emangnya kamu fikir pengangguran yg ada disekitar lingkungan kita pada nggak Sekolah????? mereka sekolah kan? ada yg S-1, S-2 bahkan gelar dokterpun banyak yang masih nganggur kan??


Udah deeeeh....., Rezeki itu Allah SWT yang ngatur, Tuhan sudah lebih tau betul mana yang pantas diberi rezeki dan mana yang nggak pantas diberi rezeki…., makanya pinter-pinter ambil hati-Nya……berkata yang baik, bersikap yang baik & berbuat lah yg baik kepada SEMUA MAHLUK ciptaan-Nya...


Trus misalnya saya udah berbuat baik, contohnya saya udah nganterin temen saya pulang ke rumahnya, trus dia lupa gitu aja, pas saya minta anterin balik dia nggak mau nganterin pak?. Trus Untungnya saya dimana pak?


Makanya jadilah orang yang ikhlas, Orang bisa lupa dengan kebaikan kita, tapi Tuhan nggak pernah lupa dengan kebaikan kita, begitu juga dengan kejahatan kita.


Nah Kembali kita lihat kisah Darto Diatas bagaimana Jawabannya?


Rezeki itu Allah yang ngatur, kalau kita nggak punya uang untuk bayar pajaknya ya nggak usah rela-relain pinjem duit untuk bayar pajak tersebut.


Kita Dosa dong pak, uangnya udah direkening kita?


Apanya yang dosa, lha wong belum dipakai apa-apa kok dosa.


Tapikan orang tersebut butuh dana untuk ibunya di Rumah Sakit?


Kalau Tuhan mengijinkan uang itu cair, pasti cair, kalau Tuhan tidak mengijinkan cair, sebagaimana pun usaha kita, tetep aja uang itu tidak cair,


Karena tidak selamanya yang kita anggap baik, baik juga menurut Tuhan, Mungkin ada Rahasia Tuhan dibalik ini semua, mungkin tuhan mau menyelamatkan kita.


Jadi dari pada kita sibuk mikirin uang tersebut. Lebih baik Kita lakukan aktivitas kita sehari-hari seperti biasa, perbanyak berbuat baik ke orang lain, kalau tuhan mengiijinkan Pak Darto menolong Abdul, Pak Darto bisa saja sukses di bisnisnya dan mendapatkan uang lebih dari 5 M tadi, dan Pak Darto bisa sumbangkan hasil keuntungan usaha Pak Darto tersebut untuk ibu yang berada di rumah sakit tersebut, kalau nunggu bayar pajaknya nya mah, sampai kakek-kakek terjebak dimasalah itu saja, bagaikan lalat yang ingin keluar dari dalam gelas terbalik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar