Minggu, 22 Mei 2011

159. Kisah Han dan Song - Hidup Bertetangga

Keluarga Han dan keluarga Song bertempat tinggal bersebelahan di propinsi Thai Chong beberapa abad silam. Han merupakan pedagang buah-buahan sedangkan Song pedagang tahu. Mereka bertetangga dan menjalankan usaha masing-masing di depan rumah mereka.

Suatu hari, ketika musim kemarau melanda propinsi Thai Chong mengakibatkan langkah kaki kuda yang menapak di atas tanah kering dan berlalu-lalang di depan rumah mereka menimbulkan debu-debu yang berterbangan ke segala penjuru.Debu-debu mengotori udara di sekitar tempat tinggal mereka, termasuk barang-barang dagangan mereka berdua. Song berniat baik untuk mencegah debu-debu di jalan berterbangan, menyirami jalan tanah di depan rumah mereka dan sekitarnya, termasuk jalan di depan rumah keluarga Han. Menyaksikan jalan di depan rumahnya disirami, Han bukannya berterimakasih, sebaliknya Han yang cenderung berpikiran negative dan terkenal suka mencari masalah dengan orang lain, menyalahkan Song. Han memperingati Song agar jangan menyirami jalan di depan rumahnya.

Selanjutnya Song hanya menyirami air di depan rumahnya saja. Merasa belum puas Han memberi peringatan kedua kali agar Song jangan sama sekali menyirami jalan. Song tidak menanggapi Han, sebagai akibatnya sebuah dendam tergores di hati Han. ”WAJARKAH ? MENGINGAT NIAT BAIK SONG? SERTA YANG DISIRAMINYA HANYALAH JALAN DI DEPAN RUMAHNYA SENDIRI?

Dendam yang tergores mengakibatkan Han tidak menyudahi usahanya dalam mencari kesalahan Song. Han mengalihkan permasalahan kepada pohon jeruk yang ditanam Song di halaman belakang rumahnya. Selama ini buah jeruk di dahan pohon yang tumbuh melewati pagar halaman Song dipetik dan dinikmati oleh Han. Namun Song tidak mempermasalahkannya, karena menurutnya itu adalah rejeki Han yang dapat turut menikmati buah jeruk yang ditanamnya. Malahan sebagian jeruk diberikan Song kepada Han untuk dijual tanpa meminta imbalan apapun. Kini Han mempermasalahkan daun-daun dan ranting pohon jeruk yang mengotori halaman belakangnya. Ia menuntut agar Song membersihkan halamannya. Song yang sabar membersikan halaman Han, kemudian ia memotong dahan-dahan pohon yang tumbuh melewati pagar halaman Han agar daun-daun dan ranting pohon jeruk tidak berjatuhan lagi di halaman umah Han. Sampai di sini Han merasa dirugikan karena tidak dapat menikmati buah jeruk lagi, semakin menimbun dendam pada Song.

Beberapa hari kemudian, Han terperajat ketika Song mengantarkan sekeranjang jeruk ke rumahnya. Namun kebaikan Song masih saja dicurigai oleh Han. Setelah Song pulang, Han mengupasi seluruh jeruk di keranjang untuk meyakinkan dirinya apakah jeruk-jeruk tersebut beracun atau tidak. Akhirnya sekeranjang jeruk tersebut tidak dapat dijual lagi, dan jeruk yang telah dikupas kulitnya tidak habis dimakan Han sehingga banyak terbuang. Atas ketabahan dan kebaikan Song, Han mulai menyadari kekeliruan-kekeliruannya. Namun Han belum sepenuhnya berubah. Suatu sore, saat hujan mengguyur dan mengakibatkan banjir, Han menyalahkan Song yang rumahnya terletak di dataran yang lebih tinggi sehingga air dari halaman rumah Song mengalir ke rumahnya, karena Song tidak dapat mencegah sifat air yang selalu mengalir ke tempat rendah, mengakibatkan Han murka, ia melaporkan Song ke pejabat setempat.

Han berkata pada pejabat bahwa Song menyebabkan seluruh barang di rumahnya terendam air. Pejabat menanyakan berapa kerugian yang dialami Han. Han menjawab sebesar 20 Tael emas, namun bisa dicicil 5 kali. Pejabat menanyakan dari mana dia tahu bahwa Song sanggup membayarnya. Han menjawab biasanya apapun permintaan atau tuntutan nya pada Song pasti ia akan menyanggupinya. Song berkata kepada pejabat bukan kemauannya air mengalir merendami rumah Han. Pejabat lalu berkata kepada Han, Song akan mengganti seluruh kerugianmu bila anda dapat membuktikan air mengalir dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi. Han tesipu malu atas kebijaksanaan sang pejabat. Han tidak sanggup melakukannya, sehingga masalah dianggap selesai.

Ditengah perjalanan pulang, Han tersandung akar pohon, sehingga jatuh terjerebab, ia mengalami patah kaki. Menyaksikan kemalangan Han, Song memapahnya ke tabib, setelah diobati Song memapahnya hingga kembali kerumahnya. Sejak saat itu Han tidak lagi mencari kesalahan / masalah kepada Song. Ia telah benar-benar menyadari kesalahan dan kekeliruannya. Akhirnya kedua keluarga tersebut hidup rukun dan harmonis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar