Ada
sebuah kisah rakyat Mongolia yang menarik untuk kita simak...
Pada
jaman dahulu, di dataran padang rumput Mongolia, hiduplah seorang pemburu yang
baik hati yang bernama Hailibu. Tiap selesai berburu, dia akan selalu membagikan
daging-daging tersebut untuk penduduk desa yang lain dan dia hanya menyisakan
sedikit bagian untuk dirinya sendiri. Perhatiannya untuk orang lain membuat dia
begitu dihargai di desa itu.
Suatu
hari, saat sedang berburu di dalam hutan, Hailibu mendengar suara tangisan dari
langit. Sambil menatap ke atas, dia melihat seekor makhluk kecil yang ditangkap
oleh seekor burung Hering yang amat besar. Dengan cepat, dia mengarahkan busur
panahnya ke arah predator tersebut. Karena terkena bidikan panah tersebut, si
burung raksasa melepaskan mangsanya.
Hailibu
menatap ke arah makhluk aneh tersebut yang memiliki tubuh menyerupai seekor
ular. Dan berkata, "Makhluk yang menyedihkan (kasihan), cepat
pulanglah." Makhluk itu menjawab, "Wahai pemburu yang baik, saya sangat
berterima kasih karena anda telah menyelamatkan nyawaku. Sebenarnya, saya
adalah putri raja Naga, dan saya yakin ayahku akan memberikan anda hadiah
sebagai ucapan terima kasih. Beliau mempunyai banyak harta benda yang dapat
anda miliki. Tetapi jika tiada satu pun harta benda yang berkenan bagimu, anda
dapat meminta batu ajaib yang beliau simpan di dalam mulutnya. Siapapun yang
memiliki batu ajaib itu, dia akan memahami semua bahasa hewan."
Hailibu
si pemburu tidak tertarik dengan segala harta benda, tetapi kemampuan untuk
dapat memahami berbagai macam bahasa hewan membuatnya sangat tertarik.
Kemudian, dia bertanya kepada si Putri Naga, "Apakah itu benar-benar batu
ajaib?" Si putri menjawab, "Benar. Tetapi apapun yang anda dengar
dari hewan-hewan tersebut, anda harus menyimpannya untuk diri anda sendiri.
Jika anda memberitahukan kepada orang lain, maka anda akan berubah menjadi
batu."
Lalu,
si Putri Naga itu membawa Hailibu ke pinggir laut. Saat mereka mendekati laut,
tiba-tiba air terbelah dengan cepat, sehingga Hailibu dapat berjalan seperti
saat berada di jalan yang amat lebar. Tak lama kemudian, tampaklah sebuah
istana yang berkilau, di mana tempat tinggal si raja Naga.
Raja
Naga amat bahagia saat mendengar Hailibu telah menyelamatkan putrinya, dan dia
kemudian menawarkan segala harta benda yang Hailibu inginkan dari istananya.
Setelah terdiam beberapa saat, Hailibu menjawab, "Jika Baginda ingin
memberi saya sesuatu sebagai hadiah, bolehkah saya meminta batu ajaib yang ada
di mulut Baginda raja?"
Raja
Naga menurunkan kepalanya, berpikir sejenak. Kemudian, dia mengeluarkan batu
tersebut dari mulutnya dan memberikannya kepada Hailibu.
Saat
akan berpisah, si Putri Naga mengulangi kembali pesannya untuk Hailibu,
"Pemburu yang baik, hendaklah anda ingat untuk tidak memberitahukan kepada
siapapun tentang apapun yang dikatakan oleh para hewan, jika tidak, anda akan
langsung berubah menjadi batu."
Setelah
memiliki batu ajaib di mulutnya, Hailibu semakin menikmati perburuannya di
hutan. Dia mengerti semua bahasa hewan, dan dia juga dapat mengetahui hewan apa
saja yang dapat ia buru, beserta lokasi di mana hewan tersebut berada. Dengan
kemampuan ini, dia menghasilkan lebih banyak lagi daging hewan buruannya dan ia
dapat membagikannya kepada para penduduk desa.
Beberapa
tahun kemudian....
Pada
suatu hari, saat sedang berada di gunung, Hailibu mendengar sekumpulan burung
sedang bercakap-cakap tentang sesuatu hal yang amat penting. Dia mencoba untuk
mendengarkannya dengan seksama. Sang pemimpin berkata, "Kita harus
cepat-cepat pindah ke daerah lain. Malam ini, gunung akan meletus dan banjir
akan menggenangi seluruh daerah ini. Banyak manusia yang akan mati"
Hailibu
amat kaget mendengar hal ini. Dengan tergesesa-gesa, dia lari pulang ke
rumahnya, dan menyebarkan berita ini kepada penduduk desa. "Kita harus
pergi dari daerah ini secepatnya, Kita tidak dapat tetap tinggal di sini
lagi.!" Tentunya, penduduk desa bingung dan kaget,"Tidak ada yang
salah selama kita tinggal di sini, lalu kenapa kita harus pindah?". Hailibu
tetap berkeras untuk menyampaikan berita ini, tapi tidak ada seorangpun yang
percaya. Dengan menangis, Hailibu menjelaskan, "Tolong dengarkan saya,
saya dapat bersumpah bahwa apa yang saya katakan itu benar. Percayalah saya,
kita harus pergi sekarang sebelum semuanya terlambat"
Seorang
tetua mencoba untuk menenangkan Hailibu, "Engkau adalah pemuda yang baik
dan selama ini engkau tidak pernah berdusta. Kami sudah menetap di sini dalam
kurun waktu yang lama, tapi sekarang engkau meminta kami untuk pindah. Untuk
pindah dari tempat ini bukanlah perkara mudah, karena itu engkau harus
memberitahukan kepada kami apa alasanmu, anak muda?"
Hailibu
merasa putus asa dan tidak menemukan cara lain untuk menyelamatkan penduduk
desa. Lalu, dia mencoba menenangkan diri sejenak. Dengan kesungguhan hati, dia
berkata kepada penduduk desa. "Malam ini, gunung akan meletus dan sebuah
banjir besar akan melanda tempat ini. Kalian dapat lihat sendiri, burung-burung
telah terbang meninggalkan daerah ini." Kemudian Hailibu menjelaskan
perihal bagaimana dia mendapatkan batu ajaib, yang membuatnya mengerti semua
bahasa hewan, tapi seharusnya dia harus menyimpannya itu sebagai rahasia, jika
tidak, dia akan berubah menjadi batu.
Saat
Hailibu bercerita, bagian bawah tubuhnya, mulai dari telapak kaki
perlahan-lahan berubah menjadi batu. Setelah dia menyelesaikan seluruh cerita,
dia berubah menjadi batu seutuhnya.
Para
penduduk desa amat kaget dan merasa amat kehilangan. Mereka menangis,
mencurahkan kesedihan mereka yang sedalam-dalamnya, mereka menyesal mengapa
tidak mempercayai Hailibu dari awal. Akhir-nya, dengan membawa barang-barang
penting mereka dan persediaan makanan, semua penduduk desa (termasuk para tetua
dan anak-anak), mereka berjalan dan meninggalkan daerah itu. Mereka terus
berjalan hingga malam hari, tiba-tiba awan tebal menyelimuti langit dan angin
telah bersiap untuk menderu. Tak lama, turunlah hujan yang amat sangat deras.
Dari arah desa, mereka mendengar suara gemuruh dari letusan gunung......
Sudah
beberapa generasi telah berlalu, namun para nenek moyang dari desa tersebut
tetap dapat mengingat Hailibu, si pemburu yang baik hati. Mereka juga tetap
berusaha untuk mencari batu Hailibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar