Saat
bertemu teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya. Karena seumur hidup
manusia, teman sejati (sahabat) tak mudah ditemukan. Saat bertemu penolongmu, ingat
untuk berterima kasih padanya karena ialah yang membantu mengubah hidupmu
Saat
bertemu orang yang pernah kau cintai, tersenyumlah dengan wajar karena ia lah
orang yang membuatmu lebih mengerti tentang cinta.
Saat
bertemu orang yang pernah kau benci, sapalah dengan tersenyum karena ia
membuatmu semakin teguh / kuat.
Saat
bertemu orang yang pernah mengkhianatimu, baik-baiklah berbincanglah dengannya
karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami dunia ini.
Saat
bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu, berterima-kasihlah bahwa ia
pernah ada dalam hidupmu karena ia adalah bagian dari nostalgiamu
Saat
bertemu orang yang pernah salah-paham padamu, gunakan saat tersebut untuk
menjelaskannaya, karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja
untuk menjelaskan
Dan
Saat engkau bertemu seseorang yang saat ini menemanimu seumur hidup (suami /
istri) kita, berterima-kasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu, karena saat
ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati yang kau cari.
RENUNGAN
Suatu
hari, seorang santri bertanya pada gurunya, "Apa itu cinta? Bagaimana saya
menemukannya?
Gurunya
menjawab, "Ada ladang gandum yang luas di depan sana. Berjalanlah kamu dan
tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu
menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah
menemukan cinta" .
Santri
pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa
membawa apapun.
Gurunya
bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?"
Dia
menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh
mundur kembali (berbalik). Sebenarnya aku telah menemukan yang paling
menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan
sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat ku melanjutkan berjalan lebih
jauh lagi, baru kusadari bahwa ranting-ranting yang ku temukan kemudian tak
sebagus ranting yang tadi, jadi tak ku ambil sebatang pun pada akhirnya"
Gurunya
kemudian menjawab " Jadi ya.. itulah cinta"
Di
hari yang lain, sang santri bertanya lagi pada gurunya, "Apa itu
perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?"
Gurunya
pun menjawab "Ada hutan yang subur di depan sana. Berjalanlah tanpa boleh
mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan
tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu
telah menemukan apa itu perkawinan"
Kemudian
berjalanlah ia, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pohon.
Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar/subur, dan tidak juga terlalu tinggi.
Pohon itu biasa-biasa saja.
Gurunya
bertanya, "Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?"
Dia
pun menjawab, "sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah
menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong.
Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk
amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya ke sini. Aku tidak mau
menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya"
Gurunya
pun kemudian menjawab, "Dan ya itulah perkawinan"
********************************************************
Cinta
itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya di dalam lubuk
hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih. Ketika pengharapan
dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan...
tiada sesuatu pun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali. Waktu dan
masa tidak dapat diputar mundur. Terimalah cinta apa adanya.
Pernikahan
adalah kelanjutan dari Cinta. Adalah proses mendapatkan kesempatan, ketika kita
mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan
untuk mendapatkannya, Ketika kesempurnaan ingin kita dapatkan, maka sia2 lah
waktumu dalam mendapatkan pernikahan itu, karena, sebenarnya kesempurnaan itu
hampa adanya dan milik Allah semata.
***********************************
Manusia
adalah Mahkluk yang sangat cerdas dan selalu berkembang.. Tetapi manusia juga
selalu bodoh ketika manusia melakukan sesuatu yang di luar akalnya. Setetes air
embun pagi benar-benar jernih ketika air itu belum tersentuh oleh apapun.. begitu
pula dengan manusia ketika pertama kali lahir di dunia ini.. begitu suci dan
jernih. Tetapi kesucian dan kejernihan itu akan luntur ketika manusia tidak
mampu mengendalikan dirinya... sehingga manusia akan terjerumus dalam lembah
kenistaan..
Suatu
hari ketika sang mentari telah terbit dari timur maka hal itu masih sangatlah
mungkin buat kita untuk merubah segalanya.. Akan tetapi ketika sang mentari
sudah terbit dari barat maka celakalah kita, ketika kita masih terpaku dan diam
saja terhadap hakikat tugas seorang mahluk kepada Tuhannya. Dan itu semua
adalah sebuah fartamorgana dunia saja.. sehingga angan-angan saja.. Bergegaslah
untuk ingat kepada-NYA..
Sedetik,
Semenit, sejam, hari demi hari pun terlampaui sudah.. tak terasa sang waktu
begitu cepat melesat.. hari-hariku telah mulai berubah kepada yang lebih indah
dan terarah.. Semakin cerah semakin indah dunia ini jika terhiasi oleh sebuah
amanah dan ketaqwaan kepadaNya....sang Pencipta..Semoga kita termasuk hamba Nya
yang pandai Bersyukur.. amien...!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar