Kelima
jari terdiri dari Jempol, Telunjuk, Jari Tengah, Jari Manis, dan Kelingking. Si
Jempol berbangga hati karena meskipun dia pendek dan gemuk, dia adalah Si Ibu
Jari. Apapun yang sifatnya bagus dan istimewa, dia yang bekerja. Dengan mengacungkan
Jempol, orang-orang tahu bahwa sesuatu adalah istimewa. Iya kan?
Si
Telunjuk berbangga hati karena dia menunjukkan kekuasaan. Bukankah orang
menyuruh seseorang menggunakan telunjuknya?
Si
Jari Tengah berbangga hati karena dia yang paling tinggi. Siapa yang dapat
menyangkal?
Si
Jari Manis berbangga hati karena dia yang paling manis. Bukankah cincin yang
indah pun dilingkarkannya di jari manis?
Bagaimana
dengan Si Kelingking? Si Kelingking tidak istimewa, tidak gemuk, tidak tinggi,
tidak berkuasa, tidak manis pula. Apanya yang bisa dibanggakan? Sungguhkah Si
Kelingking tidak berharga?
Tapi
Tuhan memang Maha Adil. Jempol yang istimewa, Telunjuk yang berkuasa, Jari
Tengah yang paling tinggi, dan Jari Manis yang manis tidak bisa bekerja sendirian.
Cobalah suruh mereka menyuapkan nasi, tidak akan bisa mereka lakukan sendiri.
Kerja sama dua jari juga masih sulit. Kerja sama tiga ataupun empat jari
mungkin bisa tapi tidak akan maksimal. Nah, kerjasama lima jari bersama dengan
kelingking, barulah sempurna. Si Kelingking yang sekilas tidak memiliki
kelebihan apa-apa, tampil sebagai penyempurna.
Intinya
adalah kerja sama itu indah. Jika kita mampu mengalahkan ego kita masing-masing
dan mau menghargai serta bekerjasama dengan orang lain, maka hidup terasa lebih
mudah dan dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
Orang
yang sekilas terlihat lemah bukan berarti tidak memiliki kelebihan, bukan
berarti pula harus kita sisihkan. Yang perlu dilakukan adalah meletakkannya
pada tempat yang tepat sehingga semuanya menjadi indah luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar