Pada
suatu hari seorang wanita tua berjalan menyusuri bukit. Tak sengaja, matanya
tertuju pada sebuah batu mengkilat yang berada di sela-sela batu besar. Batu
itu kurang lebih sebesar kepalan tangan orang dewasa. Dengan berbagai usaha,
diraih dan dipegangnya batu gemerlap itu.
Pada
saat itu pula, lewat seorang pria muda yang sedang mencari kayu bakar. Tampak
sekali dari pakaiannya, bahwa lelaki itu adalah orang miskin. Lelaki itu
melihat batu mengkilat yang dipegang oleh nenek tua, dan terperanjatlah dia
ketika melihat sebuah berlian sebesar itu.
“Apa
itu nek?” Lelaki itu bertanya, “Bolehkah aku memintanya?”
“Baiklah..”
Jawab nenek itu seraya memberikan batu itu kepada sang lelaki tanpa beban sama
sekali.
Setengah
tidak percaya, lelaki itu segera menerima dan membawa pulang berlian besar itu.
Sesampainya di rumahnya yang mulai reyot, lelaki itu mulai merancang berbagai
strategi untuk memanfaatkan berlian besar tersebut agar dapat membuatnya kaya..
tanpa kehilangan batu itu sama sekali.
Besoknya,
si lelaki memutuskan untuk menggadaikan berlian miliknya. Uang hasil gadai
berlian itu ternyata cukup besar, dan uang itulah yang ia gunakan sebagai modal
usaha. Tahun demi tahun dilalui, dan akhirnya lelaki itu tumbuh berkembang
menjadi seorang pengusaha yang kaya-raya. Berlian yang dulu digadai itupun
sudah dapat ditebusnya kembali.
Tapi
entah kenapa, perlahan namun pasti mulai ada perubahan di diri lelaki itu. Ia
mulai congkak, suka pamer, dan mulai melarutkan dirinya dalam kehidupan malam
yang sangat menjijikkan. Lambat laun, teman-temannya mulai menjauh. Yang ada
sekarang hanyalah orang-orang yang mau memanfaatkan dirinya.
Berbagai
persaingan dan minimnya dukungan dari orang-orang terdekatnya, akhirnya membuat
usaha lelaki itupun jatuh. Ia sekarang tidak mempunyai apa-apa lagi. Bahkan
semua orang sudah meninggalkannya. Tetapi, ternyata tidak semua hartanya habis,
ia masih memiliki batu berlian besar pemberian seorang nenek yang ia temui
beberapa tahun lalu. Entah mengapa, ia mulai merasa menyesal kenapa ia harus
meminta berlian tersebut dari nenek tua itu.
Akhirnya,
dengan berbagai upaya, ia berusaha mencari kembali nenek tersebut. Setelah
berhari-hari mencari, akhirnya lelaki itu menemukan rumah sang nenek, yaitu
sebuah gubug kecil di perbukitan.
Sambil
sujud tersungkur di hadapan sang nenek tua, laki-laki itu mengembalikan
berliannya.
“Kenapa
engkau dulu memberikan batu permata ini kepadaku?” kata lelaki itu sambil
menangis, “Seharusnya, engkau memberikan sesuatu yang lebih berharga dari ini…
yaitu kekuatan untuk memberi batu ini..”
Sambil
tersenyum, nenek itu menjawab, “Aku sedang mengajarkannya padamu..”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar